Advertorial

Menggetarkan, Ini Sesungguhnya Kisah di Balik Foto Pria Pengantar Susu Saat Perang

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Intisari-Online.com- Fotografi telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat selama periode perang.

Foto-foto itu pun menciptakan album dengan gambaran baik yangmengerikan atau yang memberi harapan.

Salah satu foto yang kemudian menjadi ikonik adalah pria pengantar susu yang merepresentasikan semangat juang Inggris.

Foto terkenal itu dibidik oleh seorang fotografer bernama Fred Morley pada tanggal 9 Oktober 1940.

Baca Juga:Koopssusgab, Hanya 90 Orang Namun Paling Mematikan di Dunia! Siap Kirim Teroris ke Neraka

Dia menggambarkan seorang tukang susu yang sedang sibuk dengan bisnis sehari-harinya di tengah kekacauan reruntuhan di London.

Reruntuhan London ini disebabkan olehserangan 32 hari berturut-turut oleh pasukan Jerman.

Sebelum serangan ini, St Pauls Cathedral di London telah dibom pada tanggal 29 Desember 1940.

Baca Juga:Abu Umar Ditangkap di Rumah Istri Muda Saat 'Para Muridnya' Meledakkan Diri di Gereja Surabaya

Serangan itu menghasilkan foto terkenal 'War’s greatest picture' oleh seorang reporter Daily Mail.

Foto itu memperlihatkan katedral yang dikelilingi asap tepat setelah serangan bom.

Kemudian, foto itu digunakan Jerman sebagai mesin propaganda Jerman.

Yakni untuk menunjukkan seberapa kehancuran yang disebabkan Luftwaffe (Angkatan udara Jerman) kepada musuh.

Baca Juga:Dulu Diragukan Dapat Bertahan Hidup, Sekarang Beginilah Kehidupan Bayi Kembar Tujuh Pertama di Dunia

Sementara itu, untuk menenangkan warganya, Inggris menyensor medianya untuk mengekpos bom dan kehancuran yang dibuat Jerman.

Pers didesak untuk menghasilkan gambar yang dapat mengobarkan semangat warga Inggris.

Sebagian foto yang diambil wartawan ditolak tayang dan Fred Morley harus menyenangkan negara sembari menunjukkan kebenaran yang terjadi.

Baca Juga:Kisah Hatf Saiful Rasul, Bocah 13 Tahun Asal Bogor yang Tewas Saat Bertempur Bersama ISIS

Pagi hari di bulan Oktober, Morley kemudian tiba di tempat kejadian untuk menyaksikan petugas pemadam kebakaran bekerja.

Lokasi dipenuhi puing-puing dan Fred Morley tak tahan lagi bahwa hal dan kenyataan seperti ini harus disensor.

Akhirnya, dia melihat seorang tukang susu di sekitaran lokasi.

Dia pun bertanya apakah dirinya bisa meminjam mantel dan sekotak peti penuh botol susu.

Baca Juga:Edward Paisnel, Si Buruk Rupa Paling Kejam yang Memerkosa dan Meneror Kota Selama 11 Tahun

Setelah diperbolehkan, asisten Morley kemudian memakainya dan berpose dengan peti susu saat Marley memotretnya.

Hasilnya adalah gambar yang menjadi bagian dari memori kolektif perang.

Foto itu menggambarkan sikap tegas pengantar susu yang dengan santai tak terganggu oleh ancaman perang.

Kekuatan pesan yang disampaikan oleh foto itu diakui oleh sensor Inggris, yang memutuskan untuk mencetaknya di surat kabar.

Meskipun itu adalah foto yang dibuat-buat, perannya sungguh menggetarkan dalam membangkitkan semangat orang-orang Inggris kala itu.

Baca Juga:Black Widow, Barisan Bom Bunuh Diri Janda Hitam yang Membalas Kesumat Suami Tercinta

Artikel Terkait