Advertorial
188
Intisari-Online.com -Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK) Bali rencananya akan rampung pada Agustus 2018.
Perjalanan pembangunan patung GWK selama 28 tahun ini bukanlah hal mudah.
Hal itu dikemukakan oleh seniman penggagas GWK, Nyoman Nuarta.
“Kesulitannya itu ada pada masalah uang. Harga bahan tiba-tiba melonjak naik, karena belinya barang luar negeri semua, kecuali baja,” ujar Nyoman Nuarta kepada KompasTravel, Rabu (16/5/2018).
Nyoman menjelaskan bahan yang digunakan untuk pembuatan patung tersebut biasanya diimpor dari negara lain.
Seperti Jepang, China, India, Italia, bahkan Amerika Latin.
“Kita dapatkan barang lama, lalu harga beda-beda, nggak mudah menghitungnya. Misalnya dulu hitung (harganya) 100 tiba-tiba jadi 150, seperti itu,” kata Nyoman.
Kendala lainnya yang dirasakan oleh Nyoman berkaitan dengan alam.
Baca juga:Demi Capai Puncak Gunung, Rombongan Pendaki Ini Tega Tinggalkannya Temannya yang Terkena Hipotermia
Adanya angin, hujan, dan petir tentunya sangat mempengaruhi kegiatan pemasangan patung GWK.
“Karena crane yang kita gunakan itu hanya boleh beroperasi kalau anginnya di bawah 10 kilometer per jam. Hari ini saja hembusan angin 13 kilometer per jam, hembusan angin dari Australia,” kata dia.
Menurut Nyoman, alam menjadi hambatan karena patung GWK dipasang benar-benar di langit yang bebas hambatan.
“(Kendala) Ini terjadi karena patung ini begitu tinggi dan di lokasi terbuka. Mungkin kalau patung ini di ruang tidak terbuka dan tidak terlalu tinggi maka hambatannya bisa lebih kecil,” pungkas Nyoman.
Kendala-kendala yang dijelaskan Nyoman tentu berpengaruh pada pembuatan patung GWK.
Tak heran pembangunannya memakan waktu sampai 28 tahun. (Anggita Muslimah Maulidya Prahara Senja)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Usai Puluhan Tahun, Mengapa Patung di GWK Tak Kunjung Rampung?".
Baca juga:Kasus Nirbhaya, Sejarah Kelam Pemerkosaan Paling Brutal di India