Intisari-Online.com – Segala vitamin tentu memiliki manfaatnya masing-masing. Ketika kekurangan salah satu vitamin, tubuh pun akan memiliki berbagai masalah. Contohnya saja diabetes yang berkaitan dengan kurangnya vitamin D. Namun, tak hanya itu saja. Masih banyak masalah kesehatan yang berhubungan karena kekurangan vitamin D. Berikut penjelasannya:
1.DiabetesMenurut Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, orang dengan diabetes memiliki kadar vitamin D yang rendah dibandingkan dengan gula darah normal. Studi itu mengatakan orang ramping dan gemuk dengan diabetes, secara signifikan vitamin D yang mereka miliki lebih rendah dibandingkan dengan orang nondiabetes. Kekurangan vitamin D dan obesitas ‘secara sinergis’ meningkatkan risiko diabetes dan gangguan metabolok lainnya.
2. Penyakit jantungPenyakit jantung dikenal berjalan beriringan dengan kekurangan vitamin D. Suatu studi mengatakan, orang yang sangat rendah tingkat vitamin D nya, hampir tiga kali lebih mungkin mengalami gagal jantung. Ia juga bisa menyebabkan serangan jantung mendadak. Namun para ahli mengatakan, tidak ada bukti antara kadanr vitamin D yang tinggi dengan turunnya risiko kesehatan kardiovaskular. Sehingga masih terlalu dini untuk mengatakan jika mengonsumsi suplemen vitamin D dapat meningkatkan kesehatan jantung.
3. Penyakit gusi dan kehiilangan gigiSeiring bertambahnya usia vitamin D memiliki peran penting untuk melindungi gigi kita. Para peneliti juga mengatakan, kekurangan vitamin D juga dapat meningkatkan risiko penyalit gusi.
4. Alzheimer dan demensiaStudi telah menghubungkan vitamin D yang rendah dalam tubuh, dapat menyebabkan kelainan pada struktur otak. Seperti penurunan kognitif dan demensia. Para peneliti juga mengatakan, kalau penurunan kadar vitamin D dikaitkan dengan penurunan kongnitif yang cepat.
5. AsmaMenurut studi dari Israel, lebih dari 21.000 orang dewasa dengan asma, memiliki kadar vitamin D yang rendah dibandingkan dengan kelompok normal. Penderita yang memiliki minimnya vitamin D dalam tubuh, 25 persen lebih mungkin untuk mengalami serangan akut, dan lebih sering mengunjungi dokter untuk asma mereka.
(Health.com/Lauren Oster)