Hasil autopsi mayat Williams menunjukkan, narkoba sebagai motif pembunuhan bisa diabaikan. Menurut Dr. Robert Stine yang melakukan autopsi, Williams masih hidup saat organ kelaminnya dimutilasi. Bisa dipastikan, luka pada bagian itu menunjukkan bekas dipotong menggunakan gunting.
Tampaknya, Williams berusaha mempertahankan diri. Hal itu terlihat dengan adanya luka dalam di tangan kirinya, karena mencoba menghindari sisi tajam gunting. Williams yang bertubuh besar sepertinya roboh oleh terjangan peluru dari pistol kaliber 22 di bagian dadanya, diikuti beberapa tikaman gunting di tubuhnya. Setelah itu barulah alat kelaminnya digarap. Saat mengembuskan napas terakhir, Williams sadar akan penghinaan paling hebat yang pernah diterimanya.
Baca juga: Baja Runcing, Senjata Mematikan pada Perang Dunia I yang Sanggup Mutilasi Musuh!
Mutilasi seksual menunjukkan latar belakang pembunuhan lebih pada balas dendam daripada soal narkoba. Tentu saja masih ada kemungkinan menyangkut hubungan antara seks dan narkoba. Sejumlah spekulasi tentang hal itu telah dimunculkan oleh para detektif. Tetapi tidak ada kelanjutannya. Pembunuhan terhadap Williams sudah berlangsung dua hari sebelumnya, namun jejak si pembunuh sedingin salju yang sedang turun di Chicago.
Para detektif sudah melakukan hal terbaik dengan mengajukan nama wanita-wanita bugil di galeri foto Williams. Gulungan-gulungan film hanya ditandai dengan nama-nama depan wanita yang tampil dalam pose menggiurkan, tetapi tidak banyak nama yang bisa dikaitkan.
Buku petunjuk telepon yang ditemukan di sebuah laci apartemen korban memunculkan harapan diperolehnya solusi cepat tentang masalah ini. Namun, pandangan sekilas menunjukkan, Williams tidak pernah lagi menambahkan data di gulungan film. Setiap nomor telepon hanya memiliki satu nama di samping. Yang pasti, nama-nama keluarga tidak ada dalam koleksi pria ini.
Para detektif yakin, setelah dimintai keterangan, mantan istri Williams bukanlah tersangka yang serius. Setiap gerak-geriknya di hari-hari menjelang peristiwa pembunuhan bisa dipertanggungjawabkan. Jika si pembunuh memang seorang wanita, para detektif menduga pelakunya bukan mantan istri korban. Nyatanya, mantan istri Williams sangat membantu para penegak hukum dengan menyodorkan nama-nama teman Williams.
Dua orang penegak hukum ditetapkan untuk menangani kasus ini, yaitu Detektif Ed Schmidt dan James Cassidy. Keduanya lalu mewawancarai para teman korban dan mereka harus menambahkan sejumlah informasi untuk melengkapi latar belakang kasus pembunuhan itu.
Pindah mendadak
Teman korban yang pertama dimintai keterangan menyatakan, Williams bersikap layaknya fotografer sukses saat bertemu dengan perempuan yang ingin dikencaninya. Menurut dia, Williams menawari mereka bantuan untuk meniti karier sebagai model, dan tawarannya selalu ditelan mentah-mentah oleh hampir semua perempuan itu.
Setelah itu Williams tidak membutuhkan waktu lama unluk mengajak mereka masuk ke "studio"-nya, lalu melucuti pakaian mereka untuk berpose di depan kamera.
Salah seorang perempuan terakhir yang menaklukkan hati Williams dikenalkan oleh temannya sebulan sebelumnya. Kata teman Williams, wanita itu—Jackie Foggie namanya—bertubuh jangkung dan langsing, serta berwajah menarik.
Penulis | : | |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR