Advertorial

Produk-produk Ekspor Ini Dijamin akan Membuat Negara-negara Lain Semakin Bertekuk Lutut di Depan Kim Jong-un

Moh. Habib Asyhad
Intisari Online
,
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Negara komunis Korea Utara ternyata punya kekuatan “rahasia” yang dijamin akan membuat negara-negara lain bertukuk lutut di depannya.
Negara komunis Korea Utara ternyata punya kekuatan “rahasia” yang dijamin akan membuat negara-negara lain bertukuk lutut di depannya.

Intisari-Online.com -Selain membuatnya terus hidup, pernahkah kita berpikir, apa kira-kira yang membuat Korea Utara menjadi negara yang arogan dan bisa menaklukkan negara-negara besar.

Apa modal mereka?

Usut punya usut, negara komunis ini ternyata punya kekuatan “rahasia” yang dijamin akan membuat negara-negara lain bertukuk lutut di depannya.

Mereka punya produk unggulan kualitas ekspor yang bisa dijual ke banyak negara.

Seperti disinggung di awal, produk ekspor ini disebut mampu membuat negara lain bertekuk lutut pada mereka.

Baca juga:Orang Indonesia Boleh Piknik ke Korea Utara Lho, Ini Biaya dan Aturannya

  1. Reaktor nuklir
Mungkin ekspor Korea Utara yang paling berani adalah upaya membangun reaktor nuklir yang berfungsi penuh untuk Suriah di Al-Kibar, yang dibom Israel pada 2007.

Korea Utara menciptakan reaktor itu dengan gas-grafitnya sendiri.

Karena reaktor jenis ini tidak terlalu kompleks, Korea Utara dapat memiliki dan mungkin memasok sebagian besar komponen itu sendiri.

Korea Utara rupanya meniru bangunan hampir persis di reaktor Yongbyon, kemudian membangun dinding luar untuk menyembunyikan bentuk fasilitas, mengubahnya menjadi kotak tanpa bentuk.

Jika reaktor tidak dibom, itu bisa menghasilkan cukup plutonium bagi satu atau dua senjata per tahun setelah beroperasi.

Hanya tiga hari sebelum reaktor itu dibom, kapal Korea Utara tertangkap mengirimkan batang-batang bahan bakar nuklir, kemungkinan besar ditujukan untuk reaktor .

  1. Metamfetamin alias sabu-sabu
Siapa sangka, Korea Utara telah terlibat dalam perdagangan obat bius sejak 1970-an.

Semua ini bermula ketika negara ini gagal membayar utang internasionalnya dan memerintahkan kedutaannya untuk mendanai dirinya sendiri.

Satu cara yang awalnya dilakukan kedutaan adalah lalu lintas obat-obatan dengan menggunakan kekebalan diplomatik.

Baca juga:Sempat Bikin Putin Terbahak-bahak, Ternyata Rusia Benar-benar Ingin Ekspor Daging Babi ke Indonesia

Kemudian, Korea Utara mulai memproduksi obat-obatan terlarang sendiri terutama metamfetamin dan mengekspor beberapa diantaranya melalui kedutaannya.

Metamfetamin Korea Utara menjadi terkenal karena kemurniannya yang tinggi (99 persen).

Yang mencengangkan, obat-obatan itu diproduksi di pabrik-pabrik milik negara di bawah pengawasan ahli kimia profesional.

Namun, sejak pertengahan 2000-an, aktivitas obat terlarang tampaknya telah "diprivatisasi," dengan negara yang tampaknya mengambil peran lebih kecil dalam manufaktur, transportasi, dan distribusi metamfetamin.

Kemurnian telah menurun secara dramatis dan itu menunjukkan bahwa produksi mungkin tidak lagi terjadi di pabrik-pabrik milik negara.

Namun, metamfetamin masih banyak ditemui di Korea Utara sendiri.

Di negara di mana makanan langka dan kelaparan terjadi di mana-mana, sifat-sifat penekan nafsu makan methamphetamine sangat berguna.

  1. Tenaga kerja asing
Pemerintahan Korea Utara mengirimkan penduduknya ke luar negeri untuk bekerja dan mengirim penghasilan mereka kembali ke Korea Utara.

Untuk memastikan para pekerja asing ini tidak berkhianat, negara menyandera keluarga mereka.

Lebih dari 50 ribu pekerja Korea Utara bekerja keras di luar negeri untuk rezim, mengirim ratusan miliar keuntungan setiap tahun.

Para pekerja bekerja dalam kondisi yang mengerikan selama berjam-jam dan hanya mendapatkan 10 persen dari gaji mereka.

Sisanya diberikan pada rezim.

Baca juga:Makan Tikus Hidup untuk Bertahan, Berikut Lima Kengerian Rezim Khmer Merah Kamboja

  1. Tekstil
Perbatasan Korea Utara-China adalah sarang aktivitas ekonomi.

Diperkirakan hingga seperempat penduduk Dandong melakukan bisnis yang melibatkan Korea Utara.

Satu contoh kegiatan ekonomi tersebut adalah pabrik-pabrik tekstil yang dijalankan dan dikelola oleh Korea Utara.

Untuk menambah prestis, barang-barang ini kemudian dilabeli “Made in China”.

Ekspor tekstil dari Korea Utara bukanlah hal baru. Perusahaan Belanda mengimpor kemeja pertama dari negara itu tahun 1970-an.

Meskipun ekspor tekstil turun pada 1990-an, tapi kondisi kini membaik kembali. Perusahaan-perusahaan di Belanda dan Jerman kabarnya memiliki pengalaman baik dalam berurusan dengan Korea Utara.

Satu daya tarik untuk manufaktur di Korea Utara adalah biaya tenaga kerja yang murah dan terampil.

Upah minimum ditetapkan pada 80 dolar AS setara Rp1 juta per bulan, membuat produksi garmen,dan ini 30 persen lebih murah daripada di China.

  1. Pabrik senjata
Korea Utara adalah satu negara paling termiliterisasi di dunia.

Industri senjata domestik Korea Utara yang luas adalah cara lain untuk mendapatkan mata uang asing bagi negara yang kekurangan uang. Senjata-senjata itu kemudian diekspor keluar, beserta peluncur roket dan rudal.

Tak berhenti pada senjata, Korea Utara juga menawarkan pembangunan pabrik senjata untuk klien dengan uang tunai cepat dan keuntungan jangka panjang.

Baca juga:Cleopatra, Politisi Cerdik yang Mudah Bikin Lawan Bertekuk Lutut Berkat Kemolekan Tubuhnya

Selama lebih dari 30 tahun , Korea Utara telah terlibat dalam pembuatan dua pabrik senjata Etiopia, memasok peralatan industri, dan menyediakan keahlian untuk menjaga pabrik tetap beroperasi.

Dan mengingat bahwa pabrik itu dirancang oleh Korea Utara, hanya Korea Utara yang dapat menyediakan suku cadang untuk permesinan industrinya, yang memaksa Ethiopia untuk terus mengandalkannya.

Korea Utara juga membangun fasilitas di negara-negara Afrika lainnya, seperti Nigeria dan Madagaskar—tentu saja lengkap dengan suku cadangnya.

Artikel Terkait