Mereka juga menyelidiki anak-anak kembar identik yang dibesarkan terpisah dan anak-anak angkat.
Hasilnya menunjukkan bahwa peranan lingkungan lebih penting daripada peranan keturunan.
Baca juga: Gemuk Tak Selalu Buruk, Buktinya Ia Bisa Melindungi Tubuh Kita dari 4 Penyakit Ini
Kecenderungan untuk gemuk karena keturunan baru akan terlaksana kalau lingkungannya memungkinkan hal itu.
Penyelidikan di Inggeris bahkan menambahkan bahwa binatang-binatang peliharaan di rumahtangga orang gemuk mempunyai kemungkinan dua kali lipat untuk tambun daripada binatang-binatang kesayangan orang kurus.
Tanpa menghiraukan kecenderungan-kecenderungan genetis (keturunan), diketahui bahwa pola makan semasa kanak-kanak dapat membuat perbedaan besar sekali dalam perjuangan untuk memerangi ketambunan setelah dewasa.
Penyelidikan oleh Dr. Jerome Knittle dari Mount Sinai Medical Centre di New York dan orang- orang lain, menunjukkan bahwa bayi-bayi tambun dan anak-anak tambun kebanyakan tumbuh menjadi orang dewasa yang tambun karena di dalam tubuh mereka telah berkembang sel-sel lemak yang berlebihan.
Sel-sel ini sifatnya permanen, dan selalu minta diisi. Pengendalian berat badan pada masa kanak-kanak bisa mengalangi kecenderungan untuk tambun di kemudian hari.
Orang-orang yang tidak tambun semasa kanak-kanak lalu menjadi tambun ketika dewasa, sel-sel lemak tidak bertambah, hanya menjadi lebih besar. Kalau bobotnya turun menjadi normal, sel-sel lemaknya menciut ke ukuran normal.
Penyelidik-penyelidik mengadakan percobaan pada tikus-tikus yang mempunyai orangtua gemuk. Binatang-binatang itu menjadi tambun kalau diberi kesempatan untuk makan sekehendak hati.
Berat Final binatang-binatang ini bisa dikurangi kalau semasa kecil mereka diberi makanan sedikit.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | Moh. Habib Asyhad |
KOMENTAR