Advertorial

Berhasil Turunkan Berat Badan hingga 71 Kg tapi Pria Ini Masih Merasa Gemuk, Ternyata Ada Masalah Lain dalam Dirinya

Moh Habib Asyhad

Editor

Berhasil menurunkan berat badan hingga 71 kg adalah prestasi yang luar biasa. Tapi kenapa Sam Rouen masih merasa belum puas dengan itu. Ia juga masih merasa kegemukan. Apa yang terjadi pada dirinya?
Berhasil menurunkan berat badan hingga 71 kg adalah prestasi yang luar biasa. Tapi kenapa Sam Rouen masih merasa belum puas dengan itu. Ia juga masih merasa kegemukan. Apa yang terjadi pada dirinya?

Intisari-Online.com -Sekitar satu dekade yang lalu, Sam Rouen berhasil memenangkan ajang “The Biggest Loser” Australia.

“The Biggest Loser” adalah sebuah reality show penurunan berat badan, di mana dua pelatih kebugaran selebritas dan pakar kesehatan membantu kontestan mengubah bentuk tubuh dan mengajarkan mereka cara hidup secara sehat.

Saat itu ia sukses menurunkan berat badannya dari 154 kg menjadi 83 kg—tapi ia merasa perjuangannya menurunkan berat badan belum selesai.

Meskipun kini ia mempunyai bentuk tubuh yang hot, Rouen—yang saat ajang berlangsung adalah seorang mahasiswa dan sekarang menjadi pemadam kebakaran berusia 29 tahun—selalu merasa minder jika ada perempuan yang tertarik kepadanya.

Ia langsing, tapi ia merasa masih kegemukan.

(Baca juga:Anda Kegemukan, Jangan Menyalahkan Karbohidrat karena Ini Biang Keroknya)

“Saya mengalamai kecemasan sosial di depan umum,” ujar Rouen, yang kini tinggal di Sydney, Australia.

“Saya telah berjuang dengan dismorfia tubuh dan saya masih melakukannya (hingga sekarang,” tambahnya, mengacu pada kelainan yang ditandai dengan obsesi yang tidak sehat dengan penampilan.

Ketika untuk pertama kalinya seorang perempuan mulai mendekatinya, ia tidak tahu harus bereaksi apa.

Sebelum tampil di “The Biggest Loser”, ia memang punya banyak teman perempuan. Meski begitu, tak ada yang tertarik dengannya lantaran berat badannya.

Sejak itu, ia menjadi sinis dengan kencan.

“Saya mulai bertanya (kepada para perempuan). Saya berpikir, ‘Jika dulu saya tidak cukup baik, apakah sekarang sudah?’” tuturnya, seperti dilansir dari New York Post.

Ia merasa, hidup sehat juga tidak semudah yang dibayangkan. Tak lama setelah acara itu, ia menjadi kurus. Ia rutin lari dan benar-benar menjaga makan untuk mempertahankan berat badannya.

(Baca juga:Terobsesi Jadi Barbie Hidup, Gadis 18 Tahun Ini Habiskan Uang Rp20 Juta per Bulan Milik Ibunya untuk Menyerupainya)

Pada titi itulah, “Saya menjadi obsesif (pada kesehatan).”

Suatu ketika ayahnya mengajaknya mengobrol.

“Ia bilang saya benar-benar kurus, saya tersenyum. Saya menyukainya,” katanya.

Meski begitu, ia tak bisa selamanya menjaga tetap lapar. Setelah beberapa tahun makan sangat terbatas, Rouen jatuh sakit.

Butuh sekitar tiga tahun untuk kembali menemukan keseimbangan. Saat ini, ia rutin makan tiga makanan sehat saban hari—termasuk yogurt Yunani saat sarapan dan ayam panggang dengan brokoli saat makan malam—dalam waktu bersamaan.

Semua itu ia lakukan untuk menjaga metabolisme tubuhnya.

Selain itu, ia juga rutin melakukan angkat beban lima hari dalam seminggu dan secara rutin mengambil kelas CrossFit.

“Sekarang, saya bisa menyimpang dari diet ketat dan lebih santai,” katanya.

(Baca juga:Mau Makanan Sehat Anda Lebih Sehat? Cara Berikut Ini Mungkin Bisa Anda Terapkan Mulai Sekarang)

Seminggu sekali, ia memanjakan tubuhnya dengan menikmati makanan-makanan yang menyenangkan, seperti pizza, bersama teman-temannya.

“Sekitar empat tahun yang lalu, saya tidak merasa lebih fit (dari sekarang),” tambah Rouen, yang sekarang tubuhnya sangat berotot.

Di luar itu semua, hingga saat ini ia masih berjuang untuk mendapatkan tubuh yang ideal. Tahun lalu, ia dan tunangannya membatalkan pernikahan dan memutuskan berpisah. Kondisi itu memaksanya untuk mengevaluasi beberapa sikapnya.

Rouen juga menjalani terapi untuk mengatasi masalah dismorfia yang ia derita.

“Ini (dismorfia) benar-benar telah mempengaruhi hubungan saya,” katanya, lagi.

Artikel Terkait