5. Marah
Sebagai pengganti rasa takut dan cemas, biasanya muncul amarah sebagai reaksi dari trauma. Misalnya merasa marah setiap kali melihat orang yang membuat kita tersakiti. Bisa pula merasa marah jika terjebak dalam situasi yang mirip.
Ia menjadi lebih cepat marah ketimbang orang biasa. Termasuk pada keluarga, bahkan pada anak sendiri.
6. Kesedihan
Seseorang yang trauma biasanya meresponinya dengan kesedihan. Sering menangis setiap kali mengingat peristiwa buruk yang menimpanya. Kesedihan juga bisa berasal dari anggapan bahwa dunia ini sangat ejam dan penuh ancaman. Khususnya trauma akibat kehilangan orang yang dicintai, biasanya kesedihan jadi reaksi yang sangat umum.
7. Merasa bersalah
Jika trauma berasal dari menyaksikan seseorang terluka atau terbunuh, seseorang itu bisa merasa bersalah pada dirinya sendiri. Mengapa tidak melakukan sesuatu untuk mencegah hal itu terjadi? Bisa pula, ia merasa bertanggung jawab terhadap apa yang terjadi pada orang lain, seolah-olah itu adalah kesalahannya.
8. Mati rasa
Kadang, seorang yang trauma malah menjadi mati rasa. Ia mematikan semua jenis emosi dalam dirinya, seolah ia terbuah dari kayu. Bahkan emosi bahagia sekalipun tidak diakui olehnya.
9. Berupaya untuk melupakan peristiwa itu
Peristiwa traumatis bukanlah memori yang menyenangkan, sehingga wajar kalau kita ingin melupakannya. Seperti yang disebutkan di atas tadi, pikiran kita cenderung untuk mengulang memori menyakitkan itu. Namun ada pula yang merasa lebih lega ketika membiarkan ingatan itu tetap ada.
10. Menghindari apapun yang berhubungan dengan peristiwa itu
Penulis | : | Tika Anggreni Purba |
Editor | : | Tika Anggreni Purba |
KOMENTAR