Intisari-Online.com - Iqbal Jabbar (30 tahun) tersenyum. Ia mengucap syukur saat mengawali cerita masa lalunya yang perih.
“Untung saya enggak gila. Dulu saya setiap saat harus berhadapan dengan debt collector,” ujar Iqbal kepada Kompas.com di Kedai Kejuin, Kota Bandung, belum lama ini.
Saat itu, tahun 2006, bisnis rotan milik sang ayah bangkrut dan meninggalkan utang miliaran rupiah.
Karena Iqbal menduduki posisi penting di perusahaan sang ayah, ia harus berhadapan dengan para penagih utang. Hingga akhirnya, keluarga tersebut menggunakan asetnya untuk menutupi utang.
Baca Juga : Kisah Diva, Mahasiswi Semester 4 Asal Malang Jualan Gethuk Beromzet Rp2,2 Milliar
Kemudian, mereka memutuskan pindah ke Bandung dengan dana seadanya serta beberapa produk rotan produksinya. Yakni 2 set kursi tamu, 1 meja makan, dan satu tempat tidur.
Sesampainya di Bandung, mereka mencari kontrakan. Namun pembayarannya tidak menggunakan uang cash melainkan barter dengan kursi rotan.
“Tahun pertama, satu set kursi tamu ditukar dengan kontrakan satu tahun. Tahun depannya lagi, satu set kursi tamu lainnya yang dibarter,” ucapnya.
“Ayah saya bilang ke pemilik kontrakan. Bu, kursi ini kualitas ekspor, harganya Rp 12 juta. Boleh ga saya ngontrak satu tahun (harga sewa Rp 6 juta) dengan kursi ini,” tambahnya.
Baca Juga : Ubah Getuk Singkong Jadi Makanan Kekinian, Bisnis Wanita 21 Tahun Ini Beromzet Rp2,2 Miliar
Source | : | Kompas.com |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR