Advertorial

'Tuhan, Tolong Bawa Aku,' Catatan 'Bunuh Diri' Memilukan Seorang Bocah 7 Tahun yang Sering Di-bully

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah
Ade S

Tim Redaksi

Ketika Jack Wilkinson tak tahan lagi menahan ejekan dan bullying, dia memutuskan untuk meninggalkan sebuah catatan putus asa.
Ketika Jack Wilkinson tak tahan lagi menahan ejekan dan bullying, dia memutuskan untuk meninggalkan sebuah catatan putus asa.

Intisari-Online.com - Ketika Jack Wilkinson tak tahan lagi menahan ejekan dan bullying, dia memutuskan untuk menulis catatankeputusasaannya kepada guru kelas 2 dan meninggalkannya di meja.

"Tuhan, tolong bawa aku", bocah tujuh tahun asal Australia itu menulis dengan tulisan tangannya yang paling rapi.

Ternyata beberapa minggu sebelumnya, Jack telah dipukuli selama 10 menit oleh teman sekelasnya.

Dalam keseharian, anak-anak lain juga mengejek dengan mengatakan bahwa dia 'gila.'

Baca Juga : Begadang Sambil Main Ponsel pada Tengah Malam, Pria 19 Tahun Ini Berakhir dengan Penyakit Mengerikan

Ibunya, Kristy Sturgess, mengatakan kepada Daily Mail Australia bahwa Jack didiagnosis dengan gangguan kecemasan pada usia muda dan telah berjuang dengan ejekan dan kekejaman yang berkelanjutan.

"Jack secara fisik dipukul dan ditendang di taman bermain selama hampir 10 menit, dan ditusuk dengan garpu plastik di bagian belakang," jelas Sturgess.

Sturgess menceritakan bahwa anak laki-lakinya pernah berada dalam fase tak punya harapan hidup.

Baca Juga : Ani Yudhoyono Idap Kanker Darah: Teknik Dry Cleaning Ternyata Bisa Jadi Pemicu Kanker Darah, Pakaian dan Sepatu Sarananya

"Aku ingat harus menjemput Jack (hari itu) di sekolah, dan dia pincang serta memegangi pundaknya, sambil menangis," katanya.

“Dia memiliki memar di kakinya, dan tanda garpu di bahunya," lanjutnya.

Jack berumur tujuh tahun dan di rumah dia menulis di atas bantal: 'Aku tidak ingin hidup'.

Bahkan beberapa minggu kemudian saat kembali ke sekolah, Jack meminggalkan catatan sebuah pesan kepada gurunya.

Baca Juga : Sudah Yatim Piatu, Putra yang Masih Kelas 3 SD Berjualan Cilok hingga Larut Malam Demi Hidupi 2 Adiknya

"Tuhan, tolong bawa aku," bunyinya.

Atas kejadian itu, bulan-bulan kedepannya, Sturgess berupaya tanpa lelah untuk membantu putranya agar bangkit kembali.

Keluarga mencari dukungan dari konselor dan program eksternal, termasuk terapi seni, untuk membantu Jack mengatasi kecemasannya dan menyelesaikan trauma dari bullynya.

Baca Juga : Fenomena Hujan Ikan Bermata Buta di Honduras yang Rutin Turun Setiap Tahun, Ini Penjelasan Pakar

Jack selalu suka menggambar, hingga orang tuanya mengubah beberapa karya seni favorit Jack menjadi t-shirt, dan menjualnya secara online untuk membantu mengumpulkan uang untuk Kids Helpline.

Sturgess mengatakan mendukung organisasi anak-anak, yang menawarkan konseling melalui telepon atau online 24 jam sehari.

Itu adalah cara terbaik untuk membantu orang-orang seperti putranya.

Semua anak mungkin tidak mendapat dukungan seperti Jack, sehingga mencari bantuan melalui telepon atau online adalah salah satu cara baik.

Baca Juga : BPJS Kesehatan Punya Peraturan Baru, Cermati Hal Ini Agar Status Pasien 'BPJS' Anda Tidak Gugur!

Itu adalah tempat untuk mengadu kepada anonim dan menerima bantuan.

Hal terpenting dari ini adalah agar orang-orang lebih memperhatikan kesehatan mental.

Membicarakan kesehatan mental buykanlah hal yang tabu sama sekali untuk dibicarakan.

Pernah berada di posisi saat tak memiliki harapan hidup dan tak ingin hidup, Jack kini cukup bahagia dan hasil karyanya yang dijual digunakan sebagai dana untuk Kids Helpline.

Baca Juga : Raisa Baru Melahirkan: Bentuk Kepala Bayi Baru Lahir Berbeda-beda, Ini Fakta dan Maknanya

Artikel Terkait