Intisari-Online.com - Rentetan gempa berkekuatan kecil dan menengah yang terjadi di Samudera Hindia sekitar Kepulauan Mentawai dan Kepulauan Nias dalam sepekan terakhir patut diwaspadai. Aktivitas tektonik ini dikhawatirkan bisa menggerakkan gempa bumi besar di segmen megathrust atau patahan raksasa Mentawai yang sudah ratusan tahun terkunci.
Gempa berkekuatan M 5,6 terjadi pada Selasa (5/2/2019) pukul 02.29 WIB berpusat di laut pada jarak 32 kilometer (km) arah barat daya Pulau Telo dan Pulau Batu, Nias Selatan pada kedalaman 24 km. Gempa ini merupakan jenis gempa megathrust dangkal dengan mekanisme sumber sesar naik, yang jika kekuatannya besar, di atas M 7, bisa memicu tsunami.
“Hingga pukul 20.00 WIB, di lokasi ini telah terjadi 7 kali gempa susulannya,” kata Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono, di Jakarta.
Menurut Daryono, aktivitas gempa di Kepulauan Batu kali ini terletak persis di perbatasan utara segmen megathrust Mentawai dengan segmen Nias. Sedangkan, gempa-gempa beruntun di Pagai sejak Sabtu (2/2) terjadi di batas selatan segmen megathrust ini dengan segmen Enggano.
Baca Juga : Sunda Megathrust, Ancaman Besar Bagi Jakarta, Bisa Timbulkan Gempa Hingga 9 SR
“Hingga Selasa siang, gempa susulan yang terjadi di sebelah barat Pagai sudah mencapai sebanyak 116 kali,” kata dia.
Segmen patahan Nias pernah pecah dan memicu gempa berkekuatan M 8,7 pada tahun 2005. Sedangkan segmen patahan Enggano mengalami gempa M 8,4 pada 2007 dan gempa M 7,7 pada 2010.
“Mengacu kepada kedua peristiwa gempa ini, tampak gempa hanya terjadi pada tepi-tepi ujung selatan dan utara dari segmen Mentawai yang belum pecah,” kata Daryono.
Baca Juga : Waspada Gempa Sunda Megathrust!
Source | : | kompas.id |
Penulis | : | Intisari Online |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR