Intisari-Online.com - Seperti teater di banyak budaya, teater Yahudi juga memiliki akarnya yang berasal dari agama.
Liburan musim semi Purim dulunya adalah satunya waktu dalam kalender Yahudi yang diizinkan oleh otoritas agama untuk membuat shpiel (permainan).
Drama pertama yang mulai berkembang pada abad ke-12, memerankan kisah pembebasan orang-orang Yahudi yang diceritakan dalam Kitab Ester.
Teater rakyat populer dikembangkan, meskipun masih terbatas pada musim Purim.
Baca Juga : Pria Ini Terkejut Ketika Mengetahui Selama Ini Ada Jenazah di Bawah Kolong Tempat Tidurnya
Berabad-abad kemudian, dalam perluasan Pencerahan Eropa, kelas intelektual mulai menulis drama sekuler dalam bahasa Yiddi.
Terlepas dari kritik dari otoritas tradisional Yahudi, teater Yiddi segera menjadi tempat yang diterima bagi masyarakat di seluruh Eropa untuk berkumpul dan berbagi cerita manusia, baik yang lucu maupun tragis.
Beberapa karya penting yang diciptakan saat ini adalah Serkele oleh Solomon Ettinger dan Decktuch karya Abraham Baer Gottlober.
Avram Goldfadn, yang sering dikenal sebagai bapak teater Yiddi, membawa rombongan aktornya ke Amerika Serikat pada akhir 1800-an.
Baca Juga : Viral, Pembantu Duduk Menunggui Majikannya yang Sedang Makan di Restoran: Diperlakukan Seperti Hewan
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR