Advertorial

10 Hal yang Terjadi Jika Kita Berhenti Makan Makanan Olahan, dari Kulit Lebih Bersih Hingga Suasana Hati Lebih Baik

K. Tatik Wardayati
,
Ade S

Tim Redaksi

Makanan olahan memang praktis. Namun, tidak baik bagi kesehatan tubuh. Ini yang terjadi pada tubuh ketika kita berhenti makan makanan olahan.
Makanan olahan memang praktis. Namun, tidak baik bagi kesehatan tubuh. Ini yang terjadi pada tubuh ketika kita berhenti makan makanan olahan.

Intisari-Online.com – Memetik blueberry secara teknis adalah “pemrosesan makanan”. Namun, ada berbagai tingkat pemrosesan.

Pemrosesan makanan telah terjadi selama ribuan tahun, dan hampir semua yang kita makan telah mengalami beberapa bentuk pemrosesan, jadi tidak mungkin mengatakan bahwa makanan olahan tidak termasuk dalam diet sehat.

Pemrosesan adalah masalah ketika mengubah makanan begitu banyak sehingga kandungan gizi, kualitas, dan nilai makanan berubah.

Makanan olahan minimal memiliki bahan-bahan yang mudah dikenali, sedangkan varietas yang diproses sangat banyak, biasanya mencakup nama yang sulit diucapkan.

Baca Juga : Sehatkah Makanan Olahan yang Dibekukan?

Kita sebaiknya menimbang pro dan kontra dari makanan apa pun dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan nutrisi.

Berikut ini dilansir dari laman Reader’s Digest, 10 hal yang terjadi pada tubuh ketika kita berhenti makan makanan olahan.

Mungkin lebih buruk sebelum menjadi lebih baik

Tubuh terbiasa dengan kekurangan gula, garam, dan bahan tambahan lainnya sebelum menuai manfaat dari makan lebih sedikit makanan olahan.

Gejala khas pada awalnya mungkin termasuk kecemasan, kembung, mengidam, dan sakit kelapa.

Baca Juga : Tak Semua Berbahaya, Makanan Olahan Juga Ada yang Sehat (2)

Ini adalha gejala khas yang kita rasakan ketika kita tidak lagi makan makanan olahan karena sebagian besar dari penarikan gula.

Seberapa parah dan berapa banyaknya tergantung pada seberapa makanan olahan yang dikonsumsi saat ini dan seberapa kecanduan terhadap gula.

Setelah beberapa hari, metabolisme gula menjadi normal kembali, dan gejala-gejala mengerikan itu akan hilang.

Suasana hati akan membaik

Makan lebih sedikit makanan olahan mengarah ke suasana hati yang lebih baik.

Baca Juga : Tak Semua Berbahaya, Makanan Olahan Juga Ada yang Sehat (1)

Saluran pencernaan umumnya menyerap banyak karbohidrat olahan, makanan olahan, dan makanan manis setelah makan.

Lazim bila mengalami lonjakan dan penurunan kadar gula darah jika Anda juga tidak mengonsumsi serat atau keseimbangan nutrisi lain untuk membantu memperlambat laju penyerapan.

Melewatkan nutrisi lain dapat menyebabkan tingkat energi dan iritabilitas yang buruk.

Ada juga hubungan antara dopamin, serotonin, dan gula yang diproses yang menunjukkan lebih sedikit makanan olahan dalam makanan sehari-hari dengan suasana hati yang lebih baik.

Baca Juga : Daftar Makanan Olahan yang Berbahaya bagi Kesehatan (2)

Sirup jagung fruktosa tinggi, gula, dan bahan-bahan buatan merangsang pelepasan neurotransmitter yang meningkatkan suasan hati yang disebut serotonin.

Kadar serotonin yang terus menipis dapat meniru gejala depresi.

Akan berkonsentrasi yang lebih baik

Makanan olahan yang berat biasanya mengandung banyak gula dan atau sirup jagung fruktosa tinggi.

Meskipun tubuh manusia memang membutuhkan gula agar otak berfungsi dengan baik, tetapi gula yang paling baik ditemukan secara alami dalam buah-buahan dan sayuran.

Baca Juga : Natrium Tak Melulu Ada dalam Makanan Asin, Jangan Sampai Terkecoh Hingga Bahayakan Kesehatan!

Sebaliknya, terlalu banyak makanan olahan yang sarat gula dapat membuat otak tidak seimbang dan lebih sulit berkonsentrasi.

Kadar gula darah rendah, dapat menyebabkan kegelisahan, jantung berdebar, dan kelelahan, yang dapat membuat tidak mungkin fokus dan menyelesaikan tugas.

Menghindari makanan olahan dalam jumlah besar bisa membuat kepala kita lebih jernih.

Merasa tidak kembung

Bahan-bahan natrium sebagian besar digunakan dalam makanan olahan untuk membantu menjaganya tetap segar.

Baca Juga : Bayi 4 Bulan Tewas karena Diberi Makan Nasi: Ini Alasan Bayi Tak Boleh Diberi Makan Nasi atau Makanan Padat Lainnya

Memotong bahan-bahan tinggi natrium ini akan berdampak positif pada perut kembung.

Sebagian besar makanan olahan tinggi natrium, yang dapat menyebabkan retensi air.

Tingkat hidrasi yang buruk dan banyak natrium membuat tubuh menahan air. Tubuh menahan air yang menyebabkan kembung, bengkak, atau pembengkakan.

Sensitivitas citarasa bisa berubah Mengurangi makanan olahan bisa mengubah seberapa kuat Anda mencicipi rasa tertentu.

Baca Juga : Bisa Lebih Mematikan dari Kanker, Ini 5 Makanan yang Harus Dihindari Agar Tak Sakit Lambung

Satu penelitian tentang garam menemukan bahwa mereka yang diet rendah natrium akhirny abisa menyukai rasa makanan tanpa garam, semakin lama mereka mengonsumsi diet rendah natrium.

Setelah itu, ketika mereka merasakan makanan yang diuji asin, maka mereka mengatakan bahwa itu terlalu asin.

Tidur lebih nyenyak

Makanan olahan dapat mengganggu siklus tidur karena beberapa alasan.

Salah satunya adalah efek makan makanan ini terhadap gula darah.

Baca Juga : Ini Dia 5 Manfaat Kesehatan dari Bawang, dari Mengatasi Gula Darah Hingga Mencegah Kanker

Menjaga gula darah tetap stabil, dengan menghindari makanan olahan seperti soda dan sereal, membantu Anda tidur normal, demikian menurut National Sleep Foundation.

Makanan olahan yang berat juga cenderung lebih tinggi lemak yang, jika dimakan menjelang tidur, dapat berkontribusi pada gangguan pencernaan atau mulas sehingga mengganggu tidur.

Kesehatan pencernaan meningkat

Serat alami dalam biji-bijian utuh tidak ada dalam makanan olahan.

Tubuh membutuhkan serat ini untuk sistem pencernaan yang sehat.

Baca Juga : Penelitian: Sandaran Kepala di Pesawat Adalah Gudangnya Bakteri

Sehat membantu mengangkat feses dan menjalar melalui usus, mencegah sembelit.

Juga sebagai makanan bagi bakteri ‘baik’ yang membantu meningkatkan kesehatan pencernaan secara keseluruhan.

Jadi, makan lebih banyak makanan utuh dan bukan jenis olahan dapat membantu kesehatan pencernaan.

Menurunkan berat badan

Membatasi atau memotong makanan olahan dapat menyebabkan penurunan berat badan.

Baca Juga : Inilah Cara Cepat dan Mudah Menurunkan Berat Badan Secara Alami

Karena makanan ini cenderung membawa banyak kalori “kosong” tambahan.

Sebuah penelitian yang diterbitkan di Jama, menemukan bahwa mereka yang memotong makanan olahan tinggi, serta menambahkan biji-bijian olahan, kehilangan sejumlah besar berat badan sepanjang tahun.

Kulit lebih bersih

Penelitian terbaru menunjukkan adanya hubungan kuat antara diet dan kesehatan kulit.

Para peneliti menemukan bahwa diet yang menekankan makanan “dalam keadaan alami” lebih dari yang diproses berdampak positif pada kulit dalam hal jerawat dan peradangan.

Baca Juga : Ingin Miliki Kulit Bersih dan Sehat? Yuk Gunakan Buah Murah Nan Lezat Ini Untuk Mengatasinya

Menurunkan risiko penyakit dan masalah kesehatan lainnya

Dalam jangka panjang, mengurangi makanan olahan dapat mengurangi kolesterol, tekanan darah, dan risiko kanker serta mengurangi peradangan, dan risiko penyakti hati dan masalah jantung.

Yuk, mulai kurangi makanan olahan saat ini juga.

Artikel Terkait