Intisari-Online.com – Beberapa hari lalu, ada sebuah thread di Twitter yang menjadi viral.
Dalam tweet tersebut, penulis menceritakan tentang seorang bayi berusia 4 bulan datang ke UGD dalam kondisi perut distended, sesak napas, nadi tidak teraba, dan tangis lemah.
Setelah diinterogasi, ternyata ibunya memberi si bayi makan nasi selama seminggu lebih.
Tak setelah dilakukan pemeriksaan, bayi malang tersebut dilaporkan meninggal dunia.
Baca Juga : Sering Berinteraksi dengan Ayah Ternyata Bisa Meningkatkan Kecerdasan Anak, Kok Bisa?
Bayi umur 4 bulan dateng ke ugd dalam kondisi perut distended, sesak, akral dingin, nadi tidak teraba, tangis lemah.
Setelah diintrogasi ibunya ternyata si bayi di kasi makan NASI UTUH udh sekitar semingguan!
ALLAHUAKBAR! ibu macam apa ini? 4 bulan dikasi makan nasi!!!!
— 레오나???? (@kyeomdongie) January 9, 2019
Mengapa bayi tidak boleh diberi makan nasi atau makanan padat lainnya?
Dilansir dari kompas.com pada tahun 2010, sistem pencernaan yang belum matang membuat bayi tidak boleh diberi makanan padat sebelum waktunya.
Di usia 6 bulan, barulah sistem perncernaan itu mulai siap untuk mengolah makanan padat.
Air susu ibu (ASI) merupakan makanan pokok bayi sejak lahir. Saat bayi beranjak besar, energi yang dibutuhkan tentu semakin banyak.
Itulah sebabnya, ia perlu dikenalkan pada makanan padat. Kebutuhan akan makanan tersebut umumnya dimulai ketika bayi berusia 6 bulan.
Karena ketidaktahuan, masih sering kita lihat orangtua yang terlalu cepat memberi makanan padat kepada bayinya.
Alasannya beragam. Seperti agar anak cepat besar atau menganggao bahwa si bayi sudah tidak cukup dengan ASI.
Padahal tindakan ini menurut para ahli justru dapat menimbulkan gangguan pencernaan.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Ade S |
KOMENTAR