Advertorial

Berbeda Kalender, Ini 9 Negara yang Tidak Merayakan Tahun Baru 2019

Intisari Online
,
Mentari DP

Tim Redaksi

Hampir semua orang merayakan tahun baru 2019. Namun, tidak dengan negara-negara ini. Sebab mereka berbeda kalender dengan kita.
Hampir semua orang merayakan tahun baru 2019. Namun, tidak dengan negara-negara ini. Sebab mereka berbeda kalender dengan kita.

Intisari-Online.com- Hari ini tanggal 31 Desember 2018. Artinya besok sudah memasuki tahun 2019.

Hampir semua orang merayakan pergantian tahun 2018 ke 2019 ini dengan meriah.

Namun, tidak dengan negara-negara ini.

Sebab mereka memiliki kalender sendiri dan tidak merayakan tahun baru 2019.

Baca Juga : Kunyit Ternyata Sama Efektifnya Dengan 7 Obat Konvensional Lain

Artinya mereka memiliki tanggal lain untuk merayakan tahun baru.

Dilansir dari Brightside.me pada Senin (31/12/2018), ini 9 negara yang tidak merayakan tahun baru 2019

1. Tahun 2562 di Thailand

Tahun depan Thailand merayakan tahun baru yang ke-2562.

Secara resmi negara Thailand menggunakan kalender Buddha di mana hitungan tahun dimulai saat Buddha mencapai nirwana.

Pengecualian ditujukan kepada WNA, dan penulisan tanggal serta dokumen yang ditulis berdasarkan kalender Gregorian.

Kalender Buddha juga digunakan di Negara Sri Lanka, Kamboja, Laos, dan myanmar.

2. Tahun 2012 di Ethiopia

Kalender Ethiopia berjarak 8 tahun dari kalender yang biasa kita gunakan.

Dalam setahun ada 13 bulan, 12 bulan setiap bulannya berisi 30 hari, dan bulan ke-13 hanya 5 sampai 6 hari.

Kalender ini didasarkan pada kalender kuno Aleksandria.

Baca Juga : 5 Manfaat Bayam Bagi Kesehatan, Salah Satunya Mengurangi Risiko Kanker

3. Tahun 5779 di Israel

Kalender Ibrani resmi digunakan di Israel selain kalender Gregorian.

Kalender ini pertama digunakan pada tanggal 7 oktober 3761 SM.

4. Tahun 1440 di Pakistan

Pakistan dan beberapa negara islam lainnya menggunakan kalender Islam.

Penanggalan dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad dari Mekkah ke Madinah (622 SM).

Kalender Islam menggunakan peredaran bulan sebagai acuannya berbeda dengan kalender biasanya yang menggunakan peredaran matahari.

5. Tahun 1940 di India

Kalender di India didasarkan pada perhitungan Era Saka yang juga digunakan di Kamboja.

Kalender ini diperkenalkan pertama kali tahun 1957 M.

Ada juga kalender lain yang digunakan berdasarkan tanggal kematian Krishna (3102 SM)

6. Tahun 31 di Jepang

Jepang memiliki dua kalender lain berdasarkan kelahiran Yesus dan kalender tradisional.

Kalender tradisional didasarkan pada tahun-tahun pemerintahan Kaisar Jepang.

Dalam dokumen resmi penulisann tanggal menggunakan kalender Gregorian dan penanggalan tradisional.

Jadi karena dimulai tahun 1989, maka Jepang merayakan tahun 31.

Baca Juga : Ingin Kurangi Konsumsi Karbohidrat? Ini 5 Langkah yang Harus Kita Terapkan

7. Tahun 4717 di China

Kalender di China dimulai dari tanggal Kaisar Huangdi memulai masa pemerintahannya di tahun 2637 SM.

Kalender ini berbentuk siklik dan berdasarkan sikulus astronomi Jupiter.

Dalam waktu 60 tahun, Jupiter mengelilingi Matahari 5 kali, dan itulah 5 elemen kalender Tionghoa yang diambil dari nama binatang.

Tahun depan adalah tahun anjing untuk China.

8. Tahun 108 di Korea Utara

Kalender Juche digunakan di Korut sejak 8 Juli 1997.

Hitungan penanggalan dimulai 1912 tahun kelahiran Kim Il-sung, pendiri Korea Utara.

Penulisan tahun di sana, tahun Gregorian di tulis dalam tanda kurung di samping tahun menurut kalender Juche.

9. Tahun 1397 di Iran

Kalender Persia atau kalender Solar Hijriah adalah kalender resmi di Iran dan Afghanistan.

Kalender ini berdasarkan astronomi matahari dan diciptakan oleh sekolompok astronom termasuk penyair terkenal, Omar Khayyam.

Perhitungan kalender ini dimulai dari hijriah seperti kalender Islam, tetapi juga didasarkan pada tahun matahari.

Jadi hari Minggu dimulai pada hari Sabtu dan selesai pada hari Jumat. (Masrurroh Ummu Kulsum)

Baca Juga : Sering Keluar Keringat di Malam Hari, Kira-kita Apa Artinya Ya?

Artikel Terkait