Sebuah studi in vitro dan ex vivo tahun 1986 yang diterbitkan dalam jurnal Arzneimittelforschung menemukan bahwa curcumin memiliki efek modulasi anti-platelet dan prostacyclin dibandingkan dengan aspirin.
Hal itu menunjukkan bahwa kunyit mungkin memiliki nilai pada pasien yang rentan terhadap trombosis vaskular dan membutuhkan anti-arthritis terapi.
5. Obat Anti-inflamasi
Sebuah studi tahun 2004 yang diterbitkan dalam jurnal Oncogene menemukan bahwa curcumin adalah alternatif yang efektif untuk obat aspirin, ibuprofen, sulindac, phenylbutazone, naproxen, indomethacin, diklofenak, deksametason, celecoxib, dan tamoxifen dalam mengerahkan aktivitas anti-inflamasi dan anti-proliferasi terhadap sel tumor.
6. Oxaliplatin (obat kemoterapi)
Sebuah studi 2007 yang diterbitkan dalam International Journal of Cancer menemukan bahwa curcumin lebih baik dibandingkan dengan oxaliplatin sebagai agen antiproliferatif dalam garis sel kolorektal.
Baca Juga : Salut, dengan Gaji Pas-pasan, Anggota Brimob Ini Berhasil Hidupi 64 Anak Yatim Selama 10 Tahun
7. Metformin (obat diabetes)
Sebuah studi tahun 2009 yang diterbitkan dalam jurnal Biochemitry and Biophysical Research Community mengeksplorasi bagaimana curcumin mungkin berharga dalam mengobati diabetes.
Curcumin dalam kunyit dapat mengaktifkan AMPK (yang meningkatkan pengambilan glukosa) dan menekan ekspresi gen glukoneogenik (yang menekan produksi glukosa di hati) dalam sel hepatoma.
Dilansir dari Wakingtimes.com, ada 54 penelitian yang mengindikasikan bahwa curcumin dapat menginduksi kematian sel atau menyadarkan garis sel kanker yang resistan terhadap obat konvensional.
Melihat rekam jejak kunyit (curcumin) yang sangat bermanfaat, maka kunyit dapat digunakan sebagai alternatif obat atau pembantu dalam pengobatan kanker.
Atau, lebih baik lagi, gunakan kunyit organik dalam dosis rendah pada masakan setiap hari sehingga dosis heroik tidak diperlukan di kemudian hari setelah penyakit serius menyerang.
Baca Juga : Sepenggal Kisah Asmara: Ketulusan Cinta Rahwana yang Menggetarkan Jiwa
Source | : | Wakingtimes.com |
Penulis | : | Muflika Nur Fuaddah |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR