Advertorial
Intisari-Online.com - Pulau Sentinel Utara adalah sebuah pulau yang ada dalam gugusan Kepulauan Andaman di Teluk Benggala.
Letak pulau ini berada di sebelah barat bagian selatan Pulau Andaman Selatan.
Sebagian besar pulau ini diliputi oleh hutan.
Mengutip dari Forbes pada tahun 2013, Administrasi Andaman berjanji untuk membuka rute melalui laut ke tujuan wisata paling populer di Kepulauan tersebut.
Baca Juga : Tak Ragu Bunuh Pria AS dengan Panah, Siapakah Sebenarnya Suku Sentinel Ini?
Itu akan membuat wisatawan tak perlu melalui jalan darat dan mengusik suku kuno bernama Jarawa yang tinggal di pulau tersebut.
Rute laut baru-baru ini telah beroperasi, tetapi meskipun pemerintah berkomitmen untuk memastikan semua wisatawan harus menggunakan jalur laut, sangat sedikit saat ini yang menggunakannya.
Selain itu, jalur laut itu bila sering digunakan sebenarnya juga tentu akan merusak keasrian laut yang ada di pulau tersebut.
Namun apa yang membuat wisatawan lebih memilih jalur darat karena ingin melihat manusia kuno yang mendiami pulau itu.
Baca Juga : Nekat Masuk ke Pulau Terlarang untuk Sebarkan Agama, Pria Ini Dibunuh Penduduk Suku yang Terkenal 'Buas'
"Safari Manusia" di sepanjang jalan pulau tersebut benar-benar mengganggu beberapa penduduk asli pulau itu.
Salah satu perusahaan tur, Tropical Andaman, mengatakan,"Ini adalah tempat tinggal suku-suku tertua yang ditemukan di pulau-pulau ini."
Suku-suku yang dikenal sebagai Jarawa, jauh dari dunia yang beradab dan tidak tersentuh oleh teknologi modern lebih dari 50.000 tahun lamanya.
"Mereka memakan babi mentah, buah-buahan, dan sayuran."
"Mereka tidak berbicara dengan bahasa yang dikenal masyarakat umum."
"Kulit mereka hitam pekat dan membuat Anda terpesona jika Anda kebetulan bertemu dengan mereka."
Sebuah situs web wisata, Flywidus, menawarkan sekilas "suku primitif" kepada wisatawan yang mengemudi melalui jalur Jarawa.
Situs lainnya, Holidify, menggambarkan Jarawa sebagai "daya tarik utama".
Baca Juga : Tewas Dihunjam Anak Panah 'Suku Buas' di Pedalaman Pulau Andaman, Pria Asal AS Ini Justru Disalahkan
Para aktivis kini prihatin dengan masa depan Pulau Sentinel Utara, yang dikelilingi oleh air yang jernih, terumbu karang yang terendam dan pulau yang tertutup oleh hutan bakau tebal yang berakhir di pantai berpasir putih.
Surga yang jatuh ini, disingkirkan dari semua peradaban, dikelilingi oleh lebih banyak misteri.
Ya, pulau terpencil ini adalah rumah bagi suku paling berbahaya di dunia.
Pulau Sentinel Utara menjadi berita utama pada tahun 2006 setelah suku itu membunuh dua nelayan yang secara ilegal mendekati pulau itu.
Setelah insiden itu, zona 3-mil telah diberlakukan di sekitar pulau.
Kemudian baru-baru ini, seorang pria warga negara Amerika Serikat telah dilaporkan dibunuh oleh suku yang terancam punah di India itu, menurut bbc.com pada Kamis (22/11/2018).
Pria tersebut ditembak dengan panah oleh penduduk suku tersebut dan mayatnya ditinggal di pantai.
Setelah diidentifikasi, pria tersebut bernama John Allen Chau (27) dari Alabama, Amerika Serikat.
Baca Juga : Benarkah Tinta Cumi dapat Obati Kanker dan Bahayakah Jika Memakannya?
Diketahui penduduk suku Sentinel Utara merupakan salah satu suku yang terancam punah.
Diperkirakan, jumlah penduduknya hanya antara 50 hingga 150 orang saja.
Selain hidup terisolasi, ada satu fakta menakutkan dari penduduk suku Sentinel Utara, yaitu mereka tidak segan-segan untuk membunuh seseorang yang berusaha masuk ke pulau mereka.
Bisa dibilang fakta itulah yang membuat John Allen terbunuh.
Menurut polisi, pasca terbunuhnya John Allen, tujuh nelayan telah ditangkap.
Mereka ditangkap karena secara ilegal membawa orang Amerika ke pulau itu.
Pemerintah India yang sebelumnya mencoba menjalin hubungan dengan suku itu, telah menghentikan semua upaya untuk melakukan kontak.
Sampai hari ini, sangat sedikit yang diketahui tentang Kepulauan misterius tersebut.
Baca Juga : Kerajaan Perempuan Suku Mosuo yang Tak Mengenal Konsep Menikah, di Sini Laki-laki 'Tak Ada Harganya'
Namun justru berbagai pihak memanfaatkan kemisteriusan pulau Sentinel ini.
Rencana paling berbahaya adalah 'safari manusia' dan pengembangan resort.
Seperti The Barefoot Resortyang sempat menjadi berita utamakarena membangun sangat dekat dengan daerah Jarawa.
Namun, klaim itu dibantah dalam laporan lengkap oleh perusahaan.
Menurut Survival International, ratusan wisatawan terus melewati jalur daerah Jarawa setiap hari.
Baik Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Mahkamah Agung India telah menyerukan penutupan Jalan di Andaman, yang membawa ratusan kendaraan melalui daerah Jarawa setiap hari.
Wisatawan memperlakukan Jarawa laiknya hewan di kebun binatang dan bahkan mengganggu hewan-hewanyang merupakan sumber kelangsungan hidup suku Jarawa.
Orang-orang Sentinel cenderung tinggal di keluarga yang terdiri dari 3 hingga 4 orang di dalam pondok-pondok berteduh tanpa dinding.
Baca Juga : Proses Menyakitkan Tradisi Potong Jari Suku Dani sebagai Ungkapan Kesedihan atas Keluarga yang Meninggal
Tempat tinggal dibangun lebih rumit, dengan lantai yang ditinggikan dan tempat keluarga terpisah.
Mereka dilengkapi dengan lembing dan busur dengan akurasi luar biasa terhadap target manusia sejauh 350 kaki.
Mereka juga memiliki tiga jenis panah, yang digunakan untuk memancing, berburu, dan untuk tembakan peringatan.
Panah untuk tembakan peringatan salah satunya pernah mereka gunakan untuk menangkal helikopter yang terbang di atas pulau. (Intisari/Adrie P. Saputra)