Advertorial

Suku Kuno Unik dengan Kultus 'Penyembah Kargo' Ini Masih Aktif Hingga Sekarang

Muflika Nur Fuaddah
Adrie Saputra
Muflika Nur Fuaddah
,
Adrie Saputra

Tim Redaksi

Konon bagaimana kultus ini muncul dikarenakan penduduk Tanna bertemu dengan seorang asing yang mengenakan seragam militer Amerika.
Konon bagaimana kultus ini muncul dikarenakan penduduk Tanna bertemu dengan seorang asing yang mengenakan seragam militer Amerika.

Intisari-Online.com- Kepulauan Melanesia memiliki penduduk yang dikenal telah mempertahankan cara hidup mereka selama ribuan tahun.

Dari seluruh budaya yang ada dan perubahan yang terjadi, mungkin yang paling aneh adalah "kultus kargo".

Kultus kargo muncul di sub-wilayah Oceania ini di Pasifik Selatan setelah kontak awal penduduk asli dengan penjelajah dan penjajah Inggris serta Perancis pada abad ke-19.

Kultus kargo adalah saat penduduk asli mulai menyembah "kargo", yakni barang-barang asing yang dibawa ke pulau mereka.

Baca Juga : Ini Khasiat Luar Biasa Meletakkan Bawang Putih di Telinga, Bisa Segera Dicoba!

Istilah kargo sendiri hanya mengadaptasi bagaimana orang Barat menyebutnya.

Benda-benda seperti senapan, pakaian, kompas, atau peralatan sehari-hari menempati posisi sentral dalam kultus ini.

Sangat sedikit kultus kargo yang selamat hingga hari ini, meskipun salah satu yang paling gigih, Kultus John Frum, terus membingungkan turis yang kebetulan mendarat di pulau Tanna di kepulauan Vanuatu.

Kultus John Frum diyakini muncul pada akhir 1930-an, tepat sebelum awal Perang Dunia Kedua.

Baca Juga : Bayi Ini Alami Gangguan Hati, Ternyata Gara-gara Diolesi Minyak Gosok oleh Ibunya, Kok, Bisa?

Konon bagaimana kultus ini muncul dikarenakan penduduk Tanna bertemu dengan seorang asing yang mengenakan seragam militer Amerika.

Orang ang yang menyebut dirinya John Frum menubuatkan bahwa penduduk asli harus kembali ke agama tradisional mereka dan menolak para misionaris Kristen, yang pada waktu itu membangun gereja di pulau itu dan mengubah suku.

Baca Juga : Berusia 2.100 Tahun Sejak Kematiannya, Mumi Lady Dai Tahan dari Pembusukan dan Masih Bisa Diotopsi

Sebagai imbalannya ia berjanji bahwa orang Barat akan meninggalkan pulau itu, meninggalkan rumah mereka, makanan, pakaian, peralatan, dan senjata.

Konon, Frum menetapkan sejumlah aturan, di antaranya adalah penolakan uang sebagai alat tukar, dan pendidikan Barat.

Sebagai imbalannya mereka akan dihargai dengan kekayaan, rumah, teknologi dan makanan, serta kekebalan terhadap semua penyakit dan bahkan keabadian.

Asal-usul marga 'Frum' biasanya dilihat sebagai variasi dari kata “from.”

Baca Juga : Ternyata Seperti Inilah Bahaya yang Ditimbulkan dari Meminum Air Rebusan Pembalut

Nama-nama ini terjebak dengan kultus kargo lain juga, seperti kultus Tom Navy.

Hal itu membuatnya semakin sulit untuk menentukan identitas orang-orang yang memulai awal sejarahnya dulu.

Mengadopsi konsep Mesianik Kekristenan bersama dengan mitos dan adat istiadat mereka sendiri, penduduk pulau Tanno mengembangkan apa yang jelas-jelas merupakan kultus seribu tahun.

Baca Juga : Mengklaim Sakit karena Telan Tutup Botol, Saat di Operasi Justru Ditemukan Emas Berlimpah di Dalam Perutnya! Kok Bisa?

Keyakinan mereka adalah bahwa Kiamat akan membawa keselamatan dan menempatkan mereka pada posisi yang mulia.

Ketika Perang Dunia II dimulai di Pasifik, kiamat yang sudah lama ditunggu-tunggu telah terjadi.

Sementara orang-orang Inggris dan Perancis sering menganiaya penduduk asli pada tahun-tahun awal penjajahan, orang Amerika kebanyakan mendekati mereka dengan rasa hormat dan rasa ingin tahu.

Kultus John Frum tetap hidup hingga hari ini dan berfungsi dengan partai politiknya sendiri.

Mereka tetap yakin bahwa Mesias mereka pada akhirnya akan kembali dan menghujani mereka dengan hadiah.

Baca Juga : Mencegah Uban Dengan Konsumsi 5 Makanan Berikut, Tungga Apa Lagi?

Artikel Terkait