Advertorial

Setelah Pembunuhan Khashoggi, Beberapa Bangsawan Berusaha Gagalkan Putra Mahkota Arab Saudi untuk Jadi Raja

Tatik Ariyani

Editor

Pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi membuat beberapa anggota kerajaan Saudi berusaha mencegah Putra Mahkota Saudi (MBS) menjadi raja.
Pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi membuat beberapa anggota kerajaan Saudi berusaha mencegah Putra Mahkota Saudi (MBS) menjadi raja.

Intisari-Online.com - Tiga sumber terdekat kerajaan Arab Saudi mengatakan bahwa pembunuhan terhadap jurnalis Jamal Khashoggi membuat beberapa anggota kerajaan Saudi sedang berusaha untuk mencegah Putra Mahkota Mohammed bin Salman (MBS) menjadi raja.

Sumber tersebut mengatakan puluhan pangeran dan sepupu yang berpengaruh dari keluarga Al Saud ingin melihat perubahan dalam kerajaan, namun mereka tidak akanmengambil tindakan selama Raja Salman (82) masih berkuasa.

Mereka mengakui bahwa raja tidak mungkin berbalik melawan MBS.

Sebaliknya, mereka mendiskusikan kemungkinan anggota keluarga lainnya, yaitu Pangeran Ahmed bin Abdulaziz (76) untuk dapat mengambil alih takhta setelah kematian Raja Salman.

Baca Juga : Hasil Penyelidikan CIA: Putra Mahkota Arab Saudi Dipastikan Perintahkan Pembunuhan Jamal Khashoggi

Pangeran Ahmed akan mendapat dukungan dari anggota keluarga, aparat keamanan dan beberapa kekuatan Barat.

Pangeran Amed kembali ke Riyadh pada bulan Oktober setelah 2,5 bulan di luar negeri.

Dia adalah satu dari tiga orang di Dewan Allegiance yang menentang MBS menjadi putra Mahkota pada 2017.

Baca Juga : 4 Kisah Tragis Pemenang Lotere, Bukannya Bahagia Malah Masuk Penjara dan Dimarahi Keluarga

Menurut sumber Saudi, para pejabat senior AS telah mendikasikan kepada penasihat Saudi bahwa mereka akan mendukung Pangeran Ahmed sebagai calon pengganti raja.

Seorang pejabat senior AS mengatakan Gedung Putih tidak terburu-buru untuk menjatuhkan MBS meskipun ada tekanan dari anggota parlemen dan penilaian CIA bahwa MBS memerintahkan pembunuhan Khashoggi.

Pembunuhan brutal Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul bulan lalu telah mengundang kecaman global, termasuk banyak politisi dan pejabat di Amerika Serikat, sekutu penting Saudi.

CIA percaya putra mahkota memerintahkan pembunuhan itu.

Baca Juga : Derita Pilek Selama 5 Tahun, Rupanya Pria Ini Idap Penyakit Mematikan, Ngeri!

Sedang jaksa penuntut umum Arab Saudi mengatakan putra mahkota tidak tahu apa-apa tentang pembunuhan tersebut.

Sejak kenaikannya, putra mahkota telah memperoleh dukungan dengan reformasi sosial dan ekonomi yang dilakukannya.

MBS juga meminggirkan anggota senior keluarga kerajaan dan mengkonsolidasikan kendali atas badan keamanan dan intelijen Saudi.

Dia pertama kali menggulingkan putra mahkota dan menteri dalam negeri Mohammed bin Nayef (59) pada bulan Juni 2017.

Kemudian, MBS juga menyingkirkan Pangeran Miteb bin Abdullah (65) sebagai kepala Garda Nasional dan menahannya sebagai bagian dari kampanye antikorupsi.

Bahkan, sekitar 30 pangeran lainnya juga ditangkap, dianiaya, dipermalukan dan dirampas kekayaan mereka.

Baca Juga : Kisah Nyata 'Pengangguran', Bertahan Hidup Hingga Usia 70 Tahun Tanpa Kerja dan Penghasilan

Artikel Terkait