Intisari-Online.com – Apa yang terjadi pada tubuh saat berada di pesawat terbang?
Saat pesawat lepas landas atau mendarat kita acap kali mendapat gangguan telinga, pusing, bahkan mual.
Ini disebabkan oleh tekanan udara di luar pesawat yang semakin kecil sedangkan tekanan di mulut masih 1 atmosfer.
Tekanan pada selaput gendang telinga menyebabkan telingat terasa seperti menggembung ke luar dan tuli.
Pada saat pesawat mencapai ketinggian tertentu pun ada pengaruh pada tubuh kita.
(Baca juga: Neuroon Mask, Masker Tidur yang Diklami Mampu Mengelabui 'Jet Lag')
Bila pesawat terbang pada ketinggian 18 ribu kaki, tekanan udaranya ½ atmosfer sehingga kita terpaksa bernapas dalam udara bertekanan ½ atmosfer, di mana paru-paru akan mengembang dua kali ukuran normal.
Akibatnya, bisa kekurangan oksigen (hipoksia) atau pingsan. Itulah sebabnya di kabin pesawat selalu tersedia tabung oksigen.
Manuver pesawat saat lepas landas maupun mendarat juga bisa menimbulkan keluhan sakit yang disebut motion sickness atau air sickness dengan gejala pusing, mual, pucat, dan tak enak perut.
Perubahan lain yang bisa mengganggu kesehatan adalah gravitasi bumi terhadap pesawat, sewaktu pesawat melakukan belokan tajam dengan + 3G, kaki dan tangan bisa terasa kaku, berat, dan sulit digerakkan, mata menjadi merah, pandangan gelap.
Masalah lain adalah perubahan cepat zona waktu. Di sini sering terjadi jet-lag karena irama tubuh menjadi kacau. Keluhan yang timbul: lemah, gelisah, pusing, dan ada kalanya sampai kejang perut.
Cara mengatasinya dengan istirahat cukup atau bisa dicoba dengan minum pel melatonin.
Vertigo atau kepala serasa berputar ada kalanya juga menyerang penumpang pesawat karena saraf keseimbangan yang terletak di dalam telinga terganggu. Keseimbangan kita memang bisa vertikal, horizontal, dan frontal.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR