Intisari-Online.com - Tentara Nasional Indonesia Angkata Udara (TNI AU) memiliki Tim Aerobatik Elang Biru yang pernah menunjukkan kebolehannya melakukan manuver-manuver ekstrem di udara pada HUT TNI AU ke-49 pada 9 April 1995.
Penampilan Elang Biru menggunakan enam unit jet tempur F-16 Fighting Falcon benar-benar tampak sangar.
Selain suara mesin-mesin jet yang menggelegar, semua F-16 juga dilengkapi persenjataan.
Sebenarnya melaksanakan manuver aerobatik menggunakan jet tempur seperti F-16 berisiko tinggi karena tidak boleh ada kesalahan sedikit pun.
Oleh karena itu, untuk menghindari kecelakaan fatal akibat pesawat yang sedang melaksanakan pertunjukkan aerobatik, tim aerobatik AS seperti Thunderbirds, Blue Angels, dan Golden Eagle, tidak pernah membawa senjata.
(Baca juga: TNI Angkatan Udara Punya 24 Jet Tempur F-16 C/D, Pengalaman Pahit F-16 yang Pernah Diembargo AS pun Langsung Sirna)
Tapi karena jet-jet tempur F-16 Elang Biru juga merupakan pesawat yang siap operasional tempur kapan saja, dalam atraksi aerobatik, tetap membawa senjata seperti bom dan rudal.
Ketika para tamu dari negara lain menyaksikan penampilan Elang Biru pada Hari ABRI 5 Oktober 1995 itu, mereka demikian terkejut karena semua pesawat F-16 yang tampil dalam atraksi aerobatik ternyata membawa senjata.
Bagi para tim aerobatik luar negeri, melaksanakan terbang aerobatik sambil membawa persenjataan dilarang keras karena sangat berbahaya.
Para pilot tim aerobatik pun tidak berani menerbangkan pesawat untuk atraksi udara sambil membawa senjata karena berat pesawat jadi bertambah dan lebih sulit bermanuver.
Ketika mendapat penjelasan bahwa F-16 TNI AU yang digunakan oleh tim aerobatik bukan skuadron khusus tapi skuadron operasional yang siap tempur, para atase pertahanan lebih tercengang lagi.
(Baca juga: Pilot TNI AU Pernah Diserang Preman, Jet Tempur F-16 pun Dikerahkan untuk Memberi Pelajaran)
Di negara seperti Inggris, Singapura, dan AS, pesawat-pesawat untuk atraksi aerobatik merupakan pesawat khusus, terwadahi dalam skuadron khusus, dan bukan untuk bertempur.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR