Advertorial

Swiss Guard, Pasukan Pengawal Paus yang Mirip Gurkha Tapi Bersenjata dan Lebih Mengerikan

Ade Sulaeman

Editor

Intisari-Online.com - Jika diamati pasukan pengawal Paus di Vatikan, Roma, Swiis Guard (Pengawal Dari Swiss) memang mirip Gurkha yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Swiss Guard adalah pasukan yang berasal dari Swiss namun mengabdikan diri kepada negara lain.

Tugas utama Swiss Guard sejak awal pembentukannya adalah sebagai prajurit pengawal khusus yang menerima upah langsung dari sang pemberi tugas , dengan porsi pembagian tertentu kepada negeri induknya (Swiss).

Jadi bisa dikatakan Swiss Guard adalah tentara Swiss yang disewakan sebagai pengawal di negara lain.

(Baca juga: 8 Foto Ini Diambil Tepat Sebelum Terjadi Tragedi Mengerikan. Nomor 8 Paling Tragis!)

Hal ini sedikit berbeda dengan Gurkha yang tidak berafiliasi dengan negara Nepal.

Menurut sejarahnya, Swiss Guard didirikan pada tahun 1616 saat Raja Louis XIII membentuk pasukan infantri dari warga negara Swiss.

Pasukan yang dinamakan Gardes Suisses (Swiss Guard) itu melengkapi pasukan Swiss yang sebelumnya telah dibentuk oleh moyangnya, Raja Louis XI yang diberi nama Cent Suisses (Hundred Swiss) pada 1496.

Swiss Guard bertugas menjaga perimeter di luar istana, berbeda dengan Hundred Swiss yang bertugas di dalam istana.

Orang-orang dari Swiss dipilih oleh Raja Perancis itu karena mereka terkenal sangat kuat, khas orang pegunungan.

Di samping itu Swiss juga punya tradisi kemiliteran yang kuat dan loyalitas yang tinggi.

Pada perkembangannya, Pemerintah Swiss risau dengan keberadaan warganya yang menjadi tentara di negara lain.

Pada tahun 1874, Pemerintah Swiss mengeluarkan konstitusi baru yang melarang warganya menjadi tentara di negara lain.

(Baca juga: Disangka Sudah Meninggal, Laki-laki Ini Tiba-tiba Buka Mulut ketika Sedang Dihias untuk Dimakamkan)

Para tentara itu dipersilahkan melebur dalam militer Swiss. Akibatnya Hundred Swiss tamat dan hanya menyisakan Swiss Guard dengan beberapa perubahan.

Salah satu perubahannya, kedudukan Swiss Guard menjadi dinaungi negara.

Artinya ia menjadi pasukan resmi Swiss, bukan orang per orang seperti tentara bayaran (mercenaries).

Pasukan yang diberi nama Corps of the Pontificial Swiss Guard (Cohors Pedestris Helvetiorum a Sacra Custodia Pontificis) mendapat pengecualian atas konstitusi tersebut.

Pasukan ini kemudian disewa oleh Vatikan pada tahun 1505 pada saat kepemimpinan Paus Julius II.

Oleh Vatikan, Swiss Guard ditugaskan mengawal Paus (kepala negara) dan pembantu-pembantunya yang setingkat menteri.

Jika Gurkha punya kurki sebagai senjata tradisional, Swiss Guard juga punya senjata serupa yang diberi nama Halberd.

Halberd berbentuk semacam tombak dengan mata kapak yang menyatu pada ujungnya.

Panjang Halbert sekitar 2-2.5 meter. Walau saat ini dipakai secara seremonial, setiap prajurit Swiss Guard wajib bisa menguasai senjata yang dianggap sangat mengerikan pada era abad pertengahan itu.

Kiprah Swiss Guard dalam dunia kemiliteran memang tidak semengkilap Gurkha.

Hal ini karena Swiss Guard lebih banyak berperan sebagai pengawal. Berbeda dengan pasukan Gurkha yang memang diperankan untuk bertempur.

Namun demikian Swiss Guard juga mempunyai kisah yang heroik.

Mereka membuktikan diri sebagai pengawal yang sangat setia dan profesional saat menyelamatkan Paus Clement VII dari amukan pasukan Raja Charles V yang dibantu penjahat bayaran.

Pada peristiwa tanggal 6 Mei 1527 itu, sekitar 1.500 pasukan Charles V mengepung dan menyerang Basilika St. Petrus.

Mereka dihadapi dengan gagah berani oleh 147 orang anggota Swiss Guard.

Hasil akhir bisa ditebak, ke-147 Swiss Guard tersebut tewas terbantai.

Namun Paus Clement VII berhasil diselamatkan oleh 42 orang anggota Swiss Guard lainnya.

Tanggal peristiwa yang disebut “The Sack of Rome” itu menjadi hari keramat bagi Swiss Guard.

Tanggal 6 Mei dijadikan tanggal pengambilan sumpah bagi para anggota baru Swiss Guard dan langsung disaksikan oleh Paus.

(Baca juga: Rekaman Mengerikan Ini Ungkap Bagaimana Belasan Mayat Budak Seks Asal Korea Dibuang oleh Tentara Jepang saat PD II)

Artikel Terkait