Advertorial

Salut! Demi Menghindari Minuman Keras dan Narkoba, Pria Ini Rela Jadi Tunawisma dan Hidup di Kotak Telepon

Tatik Ariyani

Editor

Dia tidak ingin pindah ke hostel karena di sana akan akan banyak orang yang membawanya pada minuman keras dan narkoba, maka dia lebih memilih untuk tinggal di kotak telepon selama 4 bulan.
Dia tidak ingin pindah ke hostel karena di sana akan akan banyak orang yang membawanya pada minuman keras dan narkoba, maka dia lebih memilih untuk tinggal di kotak telepon selama 4 bulan.

Intisari-Online.com - Seorang tunawisma tinggal di sebuah kotak telepon selama empat bulan terakhir.

Stephen Pope mengubah bagian dalam sebuah kotak telepon umum menjadi kamar tidur untuk setiap malam hanya dengan selimut dan kantong tidur agar tetap hangat.

Dilansir dari Mirror, pria berusia 42 tahun itu mengatakan bahwa dia melakukannya karena tidak ingin mengemis makanan atau hidup dari belas kasihan orang di luar supermarket di Bordesley Green.

Namun, di sana banyak orang baik dari pembeli di supermarket atau penduduk setempat yang membawakannya makanan panas dan minuman.

(Baca juga: Hebat! Sri Mulyani Raih Penghargaan Sebagai Menteri Terbaik di Dunia)

Stephen, mantan pekerja, telah kehilangan tempat tinggal selama empat tahun terakhir.

Dia tinggal bersama orangtuanya tapi mereka sudah meninggal dan dia kehilangan pekerjaan, jadi dia hidup di jalanan.

Dia sebenarnya memiliki saudara laki-laki dan teman, namun dia tidak suka menjadi beban bagi mereka.

Stephen setuju untuk menceritakan kisahnya pada pemberitaan, namun dia tidak ingin menunjukkan wajahnya.

(Baca juga: Aksi Bakar Uang Berujung Sial, Dua Orang Berlomba Bakar Uang, Namun Nahas Ini yang Kemudian Terjadi Selanjutnya)

Dia mengatakan sangat sulit untuk tinggal di dalam kotak telepon.

Saat cuaca yang sangat dingin di malam hari, kotak telepon itu memberinya tempat berlindung dari angin dan hujan. Selain itu, dia bisa menyimpan beberapa barangnya.

Setiap malam Stephen berjongkok di dalam kotak telepon dan meringkuk di tempat tidurnya sampai pagi.

Stephen biasa tinggal di jalanan pusat kota Birmingham, namun ancaman Black Mamba membuat dia pergi dari daerah tersebut.

(Baca juga: Hati-hati! Alih-alih Menyehatkan, 5 Makanan Bergizi Ini Justru Bisa Berubah Menjadi Racun)

Dia berkata, dulu dia tinggal di kota tapi tempat itu berbahaya. Selain itu banyak dari Black Mamba yang mengonsumsi narkoba.

Stephen tidak pernah mencobanya dan berharap tidak akan pernah. Dia tidak minum namun sangat suka merokok.

Dia sangat senang masih banyak orang baik yang membawakannya makanan panas setiap malam walaupun dia tidak pernah memintanya.

Suatu saat nanti dia juga ingin memiliki rumah di dekat teman dan keluarganya di Yardley.

(Baca juga: Hati-hati! Alih-alih Menyehatkan, 5 Makanan Bergizi Ini Justru Bisa Berubah Menjadi Racun)

Dia tidak ingin pindah ke hostel karena dari pengalamannya, di sana dia akan bertemu dengan orang-orang yang akan menjerumuskannya dalam minuman dan narkoba.

Stephen tidak ingin dilibatkan dalam hal semacam itu.

Dulunya dia mendapatkan uang dengan bekerja di bagian pembongkaran bangunan. Dia tinggal bersama kedua orangtuanya, namun kini mereka telah tiada.

Dia berjuang dengan hal itu, kehilangan pekerjaan dan kemudian rumahnya.

(Baca juga: Hideki Tojo, Hitler-nya Jepang yang Gagal Mati Terhormat dengan Bunuh Diri, Tapi Malah Dihukum Mati)

Stephen akan sangat menyukai bila dia diberi kesempatan untuk memiliki tempat tinggal sendiri dan menemukan pekerjaan lagi.

Kampanye The Change into Action diluncurkan pada bulan Desember tahun lalu yang memungkinkan orang-orang dermawan untuk memberikan bantuan berupa dana tunggal yang kemudian akan diarahkan pada orang yang hidup jalanan kota.

(Baca juga: Sudah Lakukan Registrasi Kartu Prabayar Tapi Masih Ragu Berhasil atau Tidak? Ini Cara Mengeceknya)

Artikel Terkait