Bagi Kempetai, sasaran utamanya adalah setiap orang atau kelompok yang dicurigai atau dianggap menentang konsep Hakko Ichiu, atau “Seluruh Dunia di Bawah Satu Kekuasaan”, yaitu istilah orang Jepang bagi wilayah-wilayah yang didudukinya.
(Baca juga: (Foto) Mayat-mayat Ini 'Dihidupkan' Kembali Justru dalam Acara Pemakamannya, Aneh Sekaligus Mengerikan!)
Namun dalam tugas sebagai penguasa kamp tawanan/tahanan di Asia Tenggara, peranan Kempetai kira-kira serupa dengan Waffen SS Nazi, khususnya Divisi Totenkopfverbande (Death’s Head Divisions).
Para anggota Kempetai tak Cuma punya kedisiplinan luar biasa, tetapi juga kefanatikan rasial dan politik. Adalah jamak bagi perwira Kompetai untuk menjalankan berbagai fungsi sekaligus, mulai sebagai polisi penyilidik, penuntut, hakim, juri, hingga menjadi algojo.
Terhadap apapun yang dituduhkan oleh Kempetai, jangan harap ada kemungkinan minta keringanan hukuman ataupun bantuan hukum.
Baik di Korea, Manchuria, China, dan seluruh wilayah lain yang diduduki Jepang dalam perang Asia Timur Raya, tak terbilang lagi jumlah orang yang dijadikan sasaran kekejaman Kempetai.
Di Singapura saja misalnya, ribuan orang China dibunuh secara sistematis oleh polisi militer Jepang yang gemar membunuh orang tanpa alasan yang jelas ini. Para korbannya bisa kaum pria dan wanita.
Orang bisa saja terbunuh oleh Kempetai, padahal dasarnya hanya dengan anggapan bahwa mereka mungkin akan menentang pendudukan Jepang karena ketika itu Jepang sedang memerangi China.
(Baca juga: Kisah Bung Karno di Akhir Kekuasaan, Sekadar Minta Nasi Kecap Buat Sarapan pun Ditolak)
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR