Dalam perkembangannya Kompetai menjadi cabang dari Dai Nippon Teikoku Rikugun (Angkatan Darat Kekaisaran Jepang). Untuk tugas normal kemiliteran dalam masa damai, maka Kempetai bertanggung jawab kepada Naimusho atau Depdagri.
Pada wilayah perang atau dalam kekuasaan militer, maka langsung berada di bawah panglima setempat. Mereka juga diperbantukan pada penguasa sipil yang ada di wilayah tersebut.
Dalam melakukan tugasnya, Kempetai sekaligus juga berfungsi sebagai agen intelijen serta kontra-spionase.
Karena dalam AD Jepang sudah ada korps intelijen sendiri (Joho-kikan), sehingga Kempetai lebih sering bekerjasama dengan dinas rahasia khusus atau Tokomu Kikan.
Salah satu hasil terbesar dalam aksi kontra-spionasenya adalah ketika berhasil membongkar mata-mata legendaris Soviet Dr. Richard Sorge.
Setiap orang yang ditangkap Kempetai, maka “hukumnya” adalah sudah langsung dianggap bersalah. Interogasinya pun dilakukan secara rahasia, dengan menggunakan penyiksaan untuk memaksakan pengakuan.
(Baca juga: Pasukan Sekutu di Malaysia yang Jumlahnya Dua Kali Lipat Pernah Dihancurkan Tentara Jepang yang Bersepeda Ontel)
Salah satu cara penyikasaan yang biasa dilakukan adalah dengan menggantung tubuh tahanan dengan mengikat jari-jari tengah tangannya atau pergelangan tangan ke gantungan, sementara jari kaki dibiarkan sedikit menyentuh lantai.
Cara lebih bengis lain juga dilakukan, seperti menempelkan besi panas ke tubuh, mencopoti kuku dan lain-lainnya. Kekejaman Kempetai sering dinamakan dengan Gestapo Nazi. Namun antara keduanya ada perbedaan.
Sekalipun militer Jepang mengenal ideologi Nazi serta teknik Gestapo, namun mereka tidaklah mengikuti ideologi tersebut. Pada praktiknya pun Kompetai tidak memiliki satuan-satuan pembasmi sebagaimana yang dimiliki Gestapo dengan Einsatzgruppen.
Satuan Aksi Khusus SS yang dipimpin Reinhard Heydrich. Begitu pula dalam Kempetai tidak pernah ada figur seperti Heinrich Himmler.
Himmler merupakan tokoh yang membentuk Gestapo menjadi pembasmi semua orang. Atau kelompok yang tidak disukai, entah karena politik, rasial, homoseksual dan sebagainya demi tercapainya “ras murni terdiri dari insan-insan super”.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR