Walau tak bisa mengungkapkannya secara jelas, cewek kelahiran Jakarta 26 Juni 1971 ini merasa Indonesia sebagai tanah air yang harus dicintainya.
Kendatipun di sana-sini masih ada kekurangan.
"Saya menjadi lebih cinta pada hal-hal yang berkepribadian yang ada di Indonesia. Saya enggak kepengen nilai-nilai kebudayaan Indonesia hilang."
Buat Puti, arti kemerdekaan adalah keadaan yang lebih baik.
Menurut cewek yang mengagumi kakeknya sendiri ini, ia tak bisa sekolah kalau tak ada kemerdekaan.
"Setiap negara itu pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Tergantung dari mana kita melihatnya. Mungkin Indonesia punya kekurangan di bidang ini, tapi di bidang lain kita unggul dibanding negara lain," jelas Puti.
Menurut Puti, "keadaan yang lebih baik" yang jadi buah kemerdekaan itu secara umum sudah dinikmati semua orang.
"Mungkin ada sejumlah orang yang tak puas dengan keadaan yang sekarang. Tapi kalau saya, sudah cukup bersyukur," tutur Puti.
Puti agak keberatan kalau dalam mengisi kekurangan yang ada, strategi yang dijalankan adalah dengan memberikan perhatian lebih pada satu sektor yang dianggap lemah.
"Saya pikir, semua sektor harus dapat perhatian yang sama dari pemerintah. Soalnya satu sektor dengan sektor lainnya saling berkait. Dengan kata lain, pembangunan itu harus dilakukan secara merata. Saya kira adanya satu sektor yang lemah dan sektor yang maju itu karena pembangunan yang tak merata," jelasnya panjang lebar.
Sebagai cucu Bung Karno, ia memang sering mendapat perlakuan yang berbeda.
"Ketika saya menuliskan nama, orang sering mengatakan, oh, anaknya Guntur ya. Kalau ada kegiatan, saya diminta untuk memimpin. Atau kalau saya nilainya jelek, mereka bilang koq anaknya Guntur atau cucunya Bung Karno begitu," tutur Puti.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR