Beberapa media menyebut Brooks-Baker sebagai pembual
Lepas dari semua klaim yang disampaikan oleh Burke Peerage, kita tetap harus mengritisi klaim berikut lembaga yang menerbitkan laporan lembaga ini.
Sekadar informasi, Burke Peerage adalah penerbit buku yang mencatat genealogi keturunan bangsawan Kerajaan Inggris dan Irlandia sejak 1826 yang didirikan oleh John Burke.
Sejak 1839, penerbitan ini dipegang oleh Bernard Burk, putra.
Dan di bawah kepemimpinannya inilah Burke Peerage mulai kehilangan kredibilitasnya di bidang genealogi bangsawan.
Saat itu, Bernard Burke telah mewariskan sejumlah data substansial yang cacat dan keliru ke para suksesornya.
Data tersebut meliputi anekdot abad pertengahan yang ditampilkan sebagai fakta dan berbagai catatan editorial yang meragukan.
Majalah Baronage menulis, di kalangan sejarawan, buku-buku terbitan Burke Peerage memiliki reputasi sebatas kumpulan dongeng yang bertahan selama bertahun-tahun.
Sejak saat itu, cucu John Burke, Sir Henry Burke terus mencoba membangun kembali kredibilitas institusi tersebut.
Usaha ini berlangsung sampai edisi terakhir mereka, edisi nomor 105 yang terbit di 1970.
Sejak saat itu, Burke Peerage menyatakan bubar dan menjual nama serta hak cipta Burke Peerage ke sejumlah perusahaan.
Namun tetap saja, upaya Henry dan pemegang hak cipta selanjutnya untuk memperbaiki kredibilitas institusi mereka itu masih jauh dari kata rampung.
Sejak 1984, Burke Peerage berada di bawah kepemimpinan Harold B. Brooks-Baker. Alih-alih membaik, nama Burke Peerage justru semakin tenggelam.
Tapi bukannya memperbaiki, Burke Peerage justru berkali-kali terbukti salah dan semakin menahbiskan dirinya sebagai perusahaan yang tidak kredibel.
Selain it, Harold B. Brooks-Baker, sosok yang mengklaim jika Ratu Elizabeth adalah Nabi Muhammad, adalah seorang jurnalis yang kerap mengeluarkan komentar-komentar kontroversial.
Sialnya, seperti dalam paragraf pembuka yang ditulis The Telegraph dalam obituarinya, komentarnya sering kali salah.
Lebih dari itu, ia juga disebut sebagai pembual.
The Telegraph menulis, Brooks-Baker menulis seperti it semata-mata untuk membuat si ratu merasa aman dari ketakutannya terhadap teroris muslim.
Sementara The Guardian menyebut Brooks-Barker sebagai orang yang terlampau sok tahu dan tidak tahu malu.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR