Media di Korsel menggambarkan hal tersebut sebagai ‘perang psikologi’.
Suara dari speaker itu sangat keras hingga dapat terdengar sampai sejauh 20 km.
Dilaporkan pula, hal itu memengaruhi tentara Korut untuk membelot beberapa waktu lalu.
Segera setelah pembelotan tentaranya pada 13 November lalu, Korut mengambil tindakan untuk mencegah terjadinya peristiwa serupa.
Mereka menggali parit yang dalam dan memasang pagar ‘Jembatan 72 jam’.
Seperti diketahui, tentara yang berhasil menyeberangi zona demiliter pada pekan lalu itu menabrak pohon.
Ia lalu keluar dari kendaraanya dan melanjutkan pelarian dengan berlari.
Tentara Korut langsung menghujani tembakan kepada rekannya itu hingga terluka parah.
Tentara itu bersembunyi sebelum akhirnya diselamatkan oleh tentara Korsel.
Tercatat ada 40 kali tembakan selama ‘aksi yang membingungkan’ itu ketika tentara Korut yang membelot itu melarikan diri.
Begitu keterangan dari jurubicara Kepala Gabungan Staf Korsel, Roh Jae-cheon.
Penulis | : | Moh Habib Asyhad |
Editor | : | Moh Habib Asyhad |
KOMENTAR