Namun, cibiran itulah yang justru mendorongnya untuk bangkit dan lebih bekerja keras.
"Ini yang baru bisa saya lakukan untuk keluarga. Kenapa malu sarjana jualan jamu, kan halal. Semua itu kan butuh proses," ucapnya.
Baginya, berjualan jamu bukan hanya untuk mencari keuntungan belaka, melainkan juga ada nilai sosial.
Sebab, jamu yang dibuat murni dari bahan alami dan bertujuan untuk menyembuhkan orang lain.
"Lho, jangan salah. Jualan jamu itu sosial membantu orang. Kadang mereka saya beri tahu resepnya agar bisa bikin sendiri di rumah, tapi kalau mau beli jamu saya ya enggak apa-apa," ujarnya.
Bantu les privat
Tak jarang pula, di sela-sela berjualan jamu, Sutriyani memberikan bantuan les privat kepada anak pelanggannya yang kesulitan mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
"Sering pas melayani jamu ada ibu yang cerita anaknya sulit mengerjakan PR. Lalu saya berhenti sebentar untuk membantu menjelaskan ke anak itu cara mengerjakannya. Kalau sudah paham, saya keliling lagi," katanya.
(Baca juga: Tanpa Mengeluarkan Uang Sepeser pun, Pasangan Ini Meraih 7 Gelar Sarjana. Ini Rahasianya)
Dalam memberikan les privat itu, Sutriyani tak mengharapkan diberi imbalan.
Baginya, dapat menerapkan ilmu yang diperolehnya selama sekolah hingga membuat seorang anak bisa memahami apa yang diterangkannya sudah merupakan kebahagiaan.
"Dari dulu waktu kuliah, saya sudah sering memberikan les privat, sering enggak dibayar juga. Tapi enggak apa-apa, kan menolong, ilmu yang saya dapatkan jadi berguna," tuturnya sambil tersenyum.
Sutriyani berharap, suatu saat dirinya mendapatkan pekerjaan sehingga bisa membantu ekonomi keluarganya.
Namun, ia pun bertekad tetap akan mengembangkan dan meneruskan usaha berjualan jamu yang telah dirintis oleh ibunya sejak 2010 lalu.
"Saya yakin ada jalan, semoga saja segera mendapat pekerjaan. Tapi, usaha jamu tetap juga terus jalan," pungkasnya.
(Wijaya Kusuma)
Artikel ini sudah tayang di kompas.com dengan judul “Sulit Cari Kerja, Sarjana Pendidikan Fisika dengan IPK 3,49 Jual Jamu Keliling”.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR