“Kemudian memotong bagian menjadi sangat halus, sekitar 7 mikron,” terang Dr. Gentleman.
Salah satu orang bersedia menyumbangkan otaknya saat dia meninggal di Bank Otak Inggris Parkinson adalah Meg Kierek-Bell.
Awalnya aneh ketika seseorang menyumbangkan otaknya ke ilmu pengetahuan. Namun Kierek-Bell memiliki cara pandang lain.
Hal itu bermula saat ia melihat tangan kanan suaminya, Robin, bergetar. Pada usia 52 tahun, Robin didiagnosis mengidap penyakit Parkinson dini.
Penyakit Parkinson adalah kelainan otak neurodegenaratif. Gejalanya meliputi tremor, gemetar, dan kesulitan dalam keseimbangan.
Akibatnya pekerjaan Robin sebagai guru menjadi berantakan.
BACA JUGA: Wanita Ini Pecandu Berat Film Porno Hingga Akhirnya Saat di Bali Menemukan Pencerahan
BACA JUGA: Abdullah Sholeh dan Mulan: Kisah Persahabatan Antara Seorang Manusia dan Seekor Harimau
Kierek-Bell ingin otaknya bisa mengarahkan para ilmuwan mempelajari penyembuhan banyak penyakit. Salah satunya Parkinson.
Diketahui pada bulan Oktober ini Bank Otak Inggris Parkinson telah menerima lebih dari 1.000 sumbangan otak. Angka ini tergolong sangat tinggi.
Terutama sumbangan otak dari mereka yang tidak memiliki masalah seperti otak Kierek-Bell.
BACA JUGA: 'Saya Operasi Keperawanan untuk Menikah, Namun Menyesal Setelah Tahu Siapa Suami Saya'
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR