Rombongan presiden sendiri langsung terbang dari Jakarta pada sore harinya nya dan menginap malam itu juga di Yogyakarta.
Reaksi internasional dari beberapa negara atas bencana gempa di Yogyakarta bermunculan dan sejumah negara juga sudah menyatakan komitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan.
Negara-negara yang saat itu berkomitmen untuk segera mengirimkan bantuan antara lain, Jepang, Inggris, Malaysia, Singapura, Perancis, PBB (UNICEF) dan lainnya.
Bantuan yang kemudian diterima adalah uang sebesar 5,6 juta dollar AS dari Inggris, Australia (3 juta dollar AS), Tiongkok (2 juta dollar), AS (2,5 juta dollar), Uni Eropa (3 juta Euro), Kanada (2 juta dollar Kanada), dan Belanda (1 juta Euro) .
Sedangkan Jepang dan UNICEF menawarkan berbagai bantuan langsung berupa tim penolong dan logistik.
Beberapa hari kemudian sejumlah bantuan asing di Yogyakarta pun terus berdatangan, seperti bantuan personel militer AS yang tiba di Bandara Adisutjipto (30/5) dengan dukungan 7 pesawat transpor C-130 Hercules.
Selain personel, pasukan AS ini juga membawa sejumlah peralatan untuk melakukan evakuasi dan pertolongan lainnya kepada para pengungsi korban gempa.
Bantuan yang dikoordinasikan oleh Deplu dan Departemen Pertahanan AS yang berada di kawasan Asia-Pasifik ( US Pacifik Commando/PACOM) ini terdiri dari 100 personel yang dikerahkan dari unit Angkatan Udara AS di Guam.
Perangkat penanganan gempa yang dibawa antara lain peralatan bedah, perawatan gigi, X-ray, peralatan laboratorium dan kebutuhan medis lainnya.
Direktur US PACOM saat itu, Brigjen Dana Atkins menyebutkan, tujuan utama kedatangann personel PACOM adalah mengurangi angka kematian dan meringankan penderitaan para korban gempa.
Sedangkan dari World Food Programm (WFP), melalui juru bicara Barry Came dijelaskan, pihaknya mencadangkan bantuan pangan yang akan bertahan paling tidak untuk jangka waktu dua bulan bagi para korban gempa di Yogyakarta.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR