Find Us On Social Media :

Wanita Ini Cacat, tetapi Ia Tidak Patah Semangat Mencari Kegiatan dengan Menghibur Orang Kesepian

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 7 September 2018 | 20:00 WIB

Baca Juga : Salut! Meski Harus 'Di-charge' Setiap Malam, Pemuda Ini Tetap Semangat Hidup

"Tentu ia tidak bisa membayar ongkos tambahan tilpon itu. Tentu tidak, tetapi saya harus minta bantuan juga, karena kalau tidak dari mana saya bisa membayar.

"Saya pernah minta bantuan dari CRM untuk subsidi orang-orang yang tidak mampu sama sekali. Tetapi ditolak, biarpun mereka menghargai pekerjaan saya. Kalau keadaan darurat ada dinas SOS, katanya. Tetapi tujuan saya ialah untuk menghindari keadaan darurat. Orang yang setiap hari bisa bercakap-cakap dengan seseorang, dan menunggu-nunggu saat itu tidak akan menelan 20 pil tidur."

Tentu pernah terjadi keadaan darurat. Seorang wanita lanjut usia, ditemukan di jalan dalam keadaan tak berdaya dan ia tidak mempunyai kartu identifikasi sama sekali, kecuali foto dan nomer tilpon Ineke Quadekker.

Atau seorang suami jahat, yang telah mengunci isterinya yang berusia 80 tahun dalam kamar dan menaruh gagang tilpon di sebelah pesawat. Dalam hal itu Ineke bisa menilpon polisi, atau lembaga bantuan lain.

Baca Juga : Gamal Abdul Nasir, Penggertak Israel dan Pengobar Semangat Negara-Negara Arab Agar Terus Memerangi Negara Itu

Sejak pers dan radio memberi perhatian pada pekerjaannya, semua orang di Den Haag kenal Ineke Quadekker, dan apa pekerjaannya. Dan dari langganan-langganannya ia mempunyai nomer tilpon mereka sendiri maupun tetangga, dokter rumah dan relasi lain. Ada yang sampai duplikat kunci rumahnya.

Kedengarannya memang sepele. Tetapi orang yang pernah mengalami kesepian akan mengerti betapa pentingnya apa yang dikerjakannya ini. Ia bicara, mendengarkan dan memberi adpis atau membantu mereka dari kekalutan pikiran.

Dan kalau mereka merayakan hari ulang tahun ia memainkan lagu "Panjang Umur" di atas Melodicanya melalui tilpon. Atau ia mengirim kartu dengan sajak. "Itu saya buat pada malam hari. Saya toh tidak bisa tidur". Kedengarannya sentimentil, tetapi bagi seorang tua yang lemah dan tak berdaya, sesuatu yang besar.

Ia sendiri bergerak dalam flatnya yang kecil dengan tongkat. Ia harus menelan obat terus supaya jangan kesakitan. Ia tidak bisa duduk lagi, tetapi hampir selalu tiduran di atas ranjang lipat dengan tilpon di sebelahnya.

Tilpon itu terus sibuk, sehingga ia tidak mempunyai waktu untuk kesepian. (Pernah dimuat di Majalah Intisari September 1975)

Baca Juga : Kehilangan Kedua Kaki Saat Mabuk, Wanita Muda Ini Terus Berusaha Mengobarkan Semangat Hidupnya