Find Us On Social Media :

Shell Shock, 'Kegilaan' para Tentara Perang Dunia I yang Justru 'Diobati' dengan Hukuman Mati

By Muflika Nur Fuaddah, Selasa, 23 Januari 2018 | 13:00 WIB

Intisari-Online.com- Shell Shock adalah sindrome gangguan syaraf akibat Perang Dunia I (1914-1918) yang pertama kali disebutkan di media pada 1915.

Banyak tentara ditemukan mengidap shell shock karena sangat menderita dalam peperangan.

Hal itu dikarenakan pertempuran tiada henti dan ledakan-ledakan berat yang dihadapi.

Pasukan yang menderita shell sock akan mengalami kesusahan tidur, mereka selalu panik mendengar suara keras, tembakan, dan teriakan-teriakan serupa.

Baca Juga:

Baca Juga: 

Shell Shock sungguh menyeramkan hingga mempengaruhi kemampuan mereka untuk berjalan dan berbicara.

Sejarah

Gejala yang terkait dengan shell sock mulai muncul pada tahap awal perang.

Pasukan Inggris adalah salah satu yang melaporkan gejala ini.

Ia dikaitkan dengan cidera kepala dan ditandai dengan tinnitus (mendengar hal yang tidak ada), sakit kepala, pusing, amnesia, dan tremor.

Pada 1914, jumlah tentara Inggris yang melaporkan gejala ini mencapai 4%, sedangkan untuk petugas mencapai 10%.

Shell shock yang berupa masalah psikologis dan emosional ditentang oleh sebagian besar dokter dan pejabat.