Find Us On Social Media :

Sangar! Umur 14 Tahun Semaun Sudah Anggota Sarekat Islam dan Memimpin Pemogokan Petani

By Moh Habib Asyhad, Sabtu, 23 September 2017 | 06:30 WIB

Intisari-Online.com – Semaun dilahirkan di Mojokerto pada 1899, sebagai putra bapak Prawiroatmodjo yang berputra 9 orang anak.

Salah seorang saudara kandungnya adalah Puger yang pernah menjadi anggaota DPRGR.

Dalam usia 7 tahun ia masuk Hollandsch Lagere School (Sekolah Dasar Belanda ) di Surabaya.

Kecerdasan dan ketajaman otaknya telah nampak pada masa pendidikan ini. Pada 1912, waktu ia duduk dikelas VI, berkat kecakapannya, ia diperkenankan menempuh ujian “Klein Ambtenaar” (Pegawai Pamongpraja Rendah), ternyata dapat lulus dengan hasil baik.

(Baca juga: Aidit ketika Diwawancarai Intisari pada Maret 1964: ‘Puncak Perjuangan Politik Saya adalah Proklamasi Kemerdekaan, Entah Nanti...’)

Ia tidak melanjutkan pelajarannya karena keadaan orangtuanya tidak mampu, dan dengan ijazahnya itu ia kemudian diterima bekerja di kereta api S.S. (Staats Spoor Maatschapi = Perusahaan Kereta Api Negara).

Namun demikian hasratnya untuk belajar tidak pernah padam di sore hari di samping kegiatan-kegiatan lainnya ia masih sempat belajar, sehingga ia berhasil mencapai ijazah “Hollandsche   Komis" (Komis A), suatu prestasi yang pertama-tama berhasil dicapai oleh seorang Bumiputra di Surabaya pada saat itu.

Beberapa waktu kemudian ia bahkan berhasil mencapai ijazah “Komis C”suatu ijazah yang pada saat itu dihargai setingkat dengan ijazah HBS.

Dengan ijazah dan kedudukannya sebagai pegawai kereta api S.S. itu sebenarnya masa depan Semaun telah terjamin.

Tetapi panggilan rasa kemanusiaannya dan panggilan rasa kebangsaannya menyebabkan ia tak bisa menutup telinga dan menutup mata terhadap penderitaan dan perilaku tidak adil yang dialami bangsanya sebagai akibat penjajahan.

Ia lepaskan kemudian kariernya sebagai pegawai, dan terjun dalam pergerakan nasional.

Menjadi anggota Sarekat Islam

Pada tahun 1913, dalam usia 14 tahun, ia telah diterima menjadi anggota Sarekat Islam (S.I.) cabang Surabaya, suatu hal yang sebenarnya belum mungkin bagi seorang anak semuda itu.