Advertorial

Fitur iPhone X, Selangkah Lebih Maju, Namun Samsung Masih Di Depan

Agus Surono

Editor

iPhone X digadang-gadang sebagai sebuah lompatan ke masa depan. Sayangnya, apa yang ada sudah bisa ditemukan di ponsel pintar berbasis Android lainnya.
iPhone X digadang-gadang sebagai sebuah lompatan ke masa depan. Sayangnya, apa yang ada sudah bisa ditemukan di ponsel pintar berbasis Android lainnya.

Intisari-Online.com – Belum lama Apple meluncurkan tiga telepon seluler: iPhone X, iPhone 8, dan iPhone 8 Plus.

Seperti biasa, produk-produk Apple begitu menohok mata dan mempesona. Sebagai produk unggulan adalah iPhone X (baca ten atau 10 dan bukan ex). Produk ini diluncurkan bersamaan dengan ulang tahun ke-10 Apple.

iPhone X oleh Tim Cook dikatakan sebagai "lompatan terbesar sejak iPhone muncul". Sayangnya, kita dapat menemukan fitur terbaiknya di banyak ponsel Android, termasuk beberapa yang dibuat oleh pesaingnya, Samsung.

Fitur utama X adalah layar "edge-to-edge", yang secara dramatis meningkatkan rasio layar-ke-body perangkat, membuatnya tetap kompak.

Ini adalah langkah desain yang sangat modern, yang telah mengubah tampilan iPhone menjadi lebih baik. Tanpa diragukan lagi, X adalah, versi iPhone yang paling menarik sejak iPhone 4, yang keluar kembali pada tahun 2010.

(Baca juga:9 Keuntungan Apabila Kita Bekerja di Perusahaan Apple)

Akan tetapi, Samsung telah mendahuluinya melalui tiga ponsel dengan fitur serupa pada Galaxy S8, S8 Plus, dan Note 8.

Di samping iPhone X, S8, dan Note 8, iPhone 8 terlihat hambar. Beberapa sudut mengingatkan pada desain lawas seperti iPhone 6, yang dirilis pada tahun 2014. Tahun depan, iPhone 8 akan terlihat “tua”.

Dalam hal membuat ponsel berlayar semua (all-screen) di bagian muka, Samsung sebenarnya telah memukul dengan telak Apple. iPhone X – tak seperti S8, S8 Plus, dan Note 8, memiliki potongan yang tidak biasa - yang diapit dua "telinga" - di bagian atas layar, yang dapat menghalangi pengguna iPhone X saat menonton video dalam mode layar penuh.

Potongan itu juga mempersulit navigasi. Kita harus menggesek ke bawah dari “telinga” kiri untuk melihat notifikasi, dan dari “telinga” kanan untuk Control Center. Tidak terlalu intuitif.

Kembali ke tahun 2013, Tim Cook menggambarkan layar OLED - fitur pada ponsel Android terbaik, termasuk Note 8 dan LG V30 - sebagai "mengerikan", mencela soal saturasi warna dan kurangnya kecerahan. Namun, di iPhone X, Apple akhirnya melengkapinya dengan layar OLED.

iPhone 8 dan 8 Plus, sementara itu, cukup dengan LCD. Sudah jelas bahwa Apple sekarang menganggap OLED sebagai teknologi unggulan dibandingkan dua layar iPhone lainnya.

Namun, situasinya tidak sesederhana itu. Bahkan saat ini, setelah diluncurkan, Apple masih berjuang untuk memproduksi iPhone X karena Samsung dilaporkan merupakan satu-satunya pemasok OLED display Apple.

Dengan iPhone X, Apple telah meningkatkan resolusi dan kerapatan piksel, dari 1.334 x 750 (326 piksel per inci) pada iPhone 8 dan 1.920 x 1.080 (401 piksel per inci) ke 2,436 x 1,125 yang jauh lebih tajam (458 piksel per inci).

Jika melihat kerapatan piksel dan resolusi pada ponsel Android, maka kita bisa melihat bahkan pada ponsel Android kelas menengah pun sudah memiliki layar yang lebih tajam daripada iPhone selama beberapa tahun.

(Baca juga:Berkat "Batterygate", Apple Akhirnya Bisa Kembali Kalahkan Samsung)

Layar bukan satu-satunya yang membuat Apple ketinggalan.

Teknologi pengenal wajah, misalnya, kebetulan juga menjadi salah satu fitur utama dari Note 8 (dan S8 dan S8 Plus).

Bedanya, Samsung masih mempertahankan sensor sidik jari. Sementara iPhone Apple X tak lagi memakai Touch ID, yang ternyata membuat banyak calon pembeli kecewa.

Pengenal wajah (Face ID) memang terlihat futuristik, namun Touch ID terbukti handal, dan juga tidak ketinggalan jaman. Toh, tetap digunakan di iPhone 8.

Menurut laporan, Apple sebenarnya berencana untuk mempertahankan Touch ID di bawah layar iPhone X. Sayang gagasan itu lungsur karena masalah manufaktur. Jika benar, ini menunjukkan bahwa Apple sesungguhnya setengah hati menggunakan pengenal wajah sebagai satu-satunya cara untuk membuka kunci ponsel.

iPhone X belum keluar, tapi jelas bahwa banyak konsumen merasa tidak nyaman dengan pengenal wajah (Face ID), karena mereka merasa sistem itu tidak dapat diandalkan seperti Touch ID - terutama dalam kondisi yang sangat gelap atau terang - atau yang seaman itu.

Teknologi pengenal wajah pada Note 8 dan S8 pun sepertinya belum “pede”. Ada alternatif lain yakni pemindai sidik jari dan pemindai iris. Sementara teknologi pemindaian wajah Apple mungkin membuktikan dirinya jauh lebih unggul daripada Samsung.

Akhirnya, Apple menggunakan pengisian nirkabel pada ketiga iPhone barunya itu. Sekali lagi, teknologi ini sudah disematkan pada beberapa ponsel Android kelas atas, beberapa di antaranya telah digunakan pada ponsel berusia lebih dari setahun.

iPhone X memang baru bisa dibilang sebuah lompatan ke depan untuk iPhone, dan bukan ponsel pintar secara keseluruhan.

Artikel Terkait