Advertorial
Intisari-Online.com – Selama ini kita tahu bahwa image tato tidak baik. Namun masih ada beberapa orang yang masih melakukannya.
Namun setelah mendengar informasi ini, semoga angka penggunaan tato berkurang.
Dilansir dari express.co.uk, para ilmuwan menggunakan sinar-x yang kuat untuk melacak nanopartikel titanium dioksida di kulit dan jaringan getah bening yang diambil dari individu tato yang telah meninggal.
Mereka menemukan bahwa ada molekul terkecil yang terakumulasi di kelenjar getah bening, yang berfungsi sangat penting bagi sistem kekebalan tubuh.
Titanium dioksida, bahan yang paling umum digunakan dalam tinta setelah karbon hitam, adalah pigmen putih yang digunakan pada bahan tambahan makanan, tabir surya, dan cat.
Bahkan beberapa bahan tato sering dicampur dengan pigmen lain sehingga dikaitkan dengan penyembuhan yang tertunda, mengangkat kulit, dan gatal.
“Ketika seseorang ingin mendapatkan tato, mereka seringkali sangat berhati-hati dalam memilih tempat dan menggunakan jarum steril yang belum pernah digunakan,” ucap Dr. Hiram Castillo dari European Synchrotron Radiation Facility (ESRF) di Grenoble, Prancis.
“Namun tidak ada yang memeriksa komposisi kimiawi warnanya dan penelitian kami menunjukkan dampak dari komposisi kimia tersebut.”
Memang penelitian ini tidak menemukan bukti tentang adanya bahaya kesehatan yang terkait dengan titanium dioksida dalam tato.
Namun para ilmuwan menunjukkan bahwa partikel nano memiliki sifat yang tidak dapat diprediksi.
“Mereka mungkin tidak memiliki perilaku yang sama seperti partikel para tingkat makro. Dan itulah masalahnya, kita tidak tahu bagaimana reaksi nanopartikel.”