Advertorial

Anda Masih Muda Tetapi Temperamental? Hati-hati, Stroke 'Menanti' Anda

K. Tatik Wardayati
,
Ade Sulaeman

Tim Redaksi

Stroke kini banyak menyerang orang-orang yang lebih muda. Berhati-hatilah terutama mereka yang temperamental.
Stroke kini banyak menyerang orang-orang yang lebih muda. Berhati-hatilah terutama mereka yang temperamental.

Intisari-Online.com – Jika di masa silam stroke menyerang orang-orang berusia lanjut, saat ini orang-orang muda berumur 30-an juga sudah banyak yang terkena penyakit saraf tersebut. Selain gaya hidup yang tidak sehat, sikap temperamen dan ambisius juga bisa jadi penyebab.

Kepastian tentang stroke di usia dini ini berdasarkan studi dari American Academy of Neurology. Seperti dipublikasikan pada jurnal Neurology, lembaga itu merilis, satu dari lima korban stroke berusia di bawah 45 tahun dan risiko tersebut terus meningkat.

Ahli saraf sekaligus pemimpin penelitian tersebut, Annesh R. Singhai mengatakan, bahwa mereka yang berusia 20 tahunan juga mulai banyak yang didiagnosis stroke.

Di Indonesia sendiri, menurut Data Riset Kesehatan Dasar 2008, terdapat sekitar 1,7 juta penderita stroke. Namun, 12 juta penduduk lainnya yang berusia di atas 35 tahun berpotensi terserang stroke. Padahal beberapa tahun sebelumnya, rata-rata penduduk yang berisiko berusia 55-65 tahun.

Baca Juga : Stroke hingga Penyakit Jantung, Ini 10 Penyakit yang Kerap Dikaitkan dengan Migrain

Singhal menyatakan berbagai faktor penyebab stroke usia muda ini, antara lain adanya gumpalan darah di jantung maupun otak akibat konsumsi obat-obatan yang melebihi dosis dan gaya hidup tak sehat seperti merokok dan banyak mengonsumsi alkohol.

Hal senada juga disampaikan dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS, ahli saraf dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI). Selain karena faktor genetik dan gaya hidup, kata Pukovisa, penyebab lainnya, juga karena ketidakmampuan mengolah stres dengan baik. Misalnya sering marah-marah berlebihan dan ambisius dalam mengejar target.

Risikonya tiga kali lipat

Soal ambisi yang berlebihan ini, menurut Pukovisa, rasanya wajar. Pada usia 25-40 tahun, kebanyakan orang-orang memiliki tuntutan hidup yang lebih berat.

Baca Juga : Gawat, Infeksi Gigi Bisa Memicu Stroke yang Membahayakan Jiwa

Mereka berusaha mengejar karier dan kesuksesan sehingga tanpa sadar memasang target yang lebih tinggi dan keras terhadap diri sendiri untuk mencapainya.

Secara umum, anak-anak muda memang jarang yang memiliki gangguan pembuluh darah di otak, karena organ-organ tubuhnya masih bekerja dengan baik.

Namun, dengan gaya hidup “orang-orang kantoran” yang cenderung tak sehat seperti jadwal makan yang berantakan dan jarang berolahraga, maka risiko terkena stroke semakin meningkat. Belum lagi ditambah dengan konsumsi rokok dan alkohol.

Gaya hidup yang tidak sehat itu bisa menimbulkan plak di pembuluh darah. Plak akan menyumbat pembuluh darah sehingga penyaluran nutrisi dan oksigen yang dibutuhkan otak terhambat. Masalahnya, pembuluh darah akan semakin menyempit jika ditambah dengan stres yang tinggi.

Baca Juga : Wanita Cantik ini Ceritakan, 'Kehidupan Malamnya' Membuatnya Stroke di Usia 20-an

Meskipun sangat jarang sebagai faktor tunggal penyebab stroke, emosi yang berlebihan seperti marah-marah dan menangis histeris – dapat menambah risiko stroke jika memang sebelumnya di pembuluh darah kita sudah ada plak.

Pukovisa menjelaskan, saat marah, otak memerintahkan tubuh untuk melepaskan zat kimia yang membuat seluruh organ tubuh dalam kondisi siaga melalui neurotransmiter (zat dalam otak yang berfungsi membawa pesan antar sel saraf).

Zat bernama adrenalin itu meningkatkan tekanan dalam darah sehingga jantung kita berdenyut lebih kencang, berdebar-debar dan tubuh menjadi tegang.

Ketika tekanan darah meningkat, diameter pembuluh darah akan mengecil sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang.

Baca Juga : Fahmi Bo Terserang Stroke Saat Mandi, Ini yang Sebabkan Orang Sering Terserang Penyakit Mematikan Saat Mandi

Hal itu menyebabkan otak kekurangan asupan oksigen dan glukosa sehingga jaringan-jaringannya bisa “pingsan”, bahkan mati. “Saat itulah, stroke terjadi,” papar dokter yang juga mengajar di Departemen Neurologi FKUI/ RSCM ini.

Berdasarkan penelitian Harvard University, orang yang sering marah-marah berisiko stroke hingga tiga kali lipat. Mereka yang temperamental diketahui mengalami lebih banyak penebalan pembuluh darah di sekitar leher sehingga risiko tersumbatnya aliran darah ke jantung dan otak meningkat.

Otak sehat dengan strategi 1-4-4-2

Agar tidak “kebobolan” terserang stroke, dr. Pukovisa Prawiraharjo menerapkan strategi 1-4-4-2 untuk menjaga otak tetap sehat. Persis seperti pada permainan sepak bola:

Baca Juga : Ini 6 Peringatan Stroke akan Menyerang Anda, Jangan Abaikan!

/ 1 penjaga gawang

Satu di sini bertindak sebagai penjaga gawang. Setiap orang harus memiliki modal otak yang baik sebelum melanjutkan ke teknik lainnya. Apa itu modal otak yang baik? Artinya, orang tersebut tidak pernah mengalami luka atau benturan di kepala saat anak-anak sehingga risiko kerusakan pembuluh darah otaknya lebih rendah.

/ 4 pemain belakang

Bebas penyakit otak itu sendiri seperti meningitis, tumor otak, cedera otak traumatik, dsb. Orang-orang yang memiliki penyakit otak cenderung lebih rentan terkena stroke.

Baca Juga : Olla Ramlan Alami Stroke Telinga Hingga Tuli Sebelah, Sering Pakai Headset atau Earphone Bisa Jadi Penyebabnya!

Bebas penyakit sistemik yg turut merusak otak, misalnya kerusakan otak (ensefalopati) yang disebabkan rusaknya ginjal dan hati.

Bebas gangguan di pembuluh darah otak dengan semua faktor risikonya seperti darah tinggi, dislipidemia, dsb.

Bebas paparan dan konsumsi zat yang merusak otak. Misalnya narkoba, rokok, miras, psikotropika, paparan logam berat, dsb.

/ 4 pemain tengah

Baca Juga : Tak Cuma Obat Kuat, Viagra Bisa Menolong Serangan Jantung dan Stroke

Asah stimulasi sensorik yang menghasilkan memori optimal. Gunakan otak untuk belajar dan bekerja -- pastikan otak tetap beraktivitas sehingga fungsinya tetap bagus.

Stimulasi motorik optimal. Lakukan olahraga yang disarankan seperti aerobik minimal tiga kali dalam sepekan. Masing-masing dilakukan dalam waktu 30 menit. Olahraga bisa merangsang perkembanganotak.

Otak perlu istirahat untuk pemulihan energi dan agar perkembangannya lebih efisien dan efektif. Tidur selama enam hingga 8 jam setiap harinya.

Pastikan otak mendapat asupan nutrisi makro dan mikronutrien yang optimal. Makan makanan yang bergizi, cukup kalori dan gizi seimbang. Banyak-banyak konsumsi sayur dan ikan. Dokter merekomendasikan konsumsi lima porsi sayuran dan buah per harinya dan makan ikan yang kaya kandungan omega-3. Kurangi makanan yang digoreng dan banyak lemak.

Baca Juga : Bisa Bikin Stroke! Struk Tagihan Makan 8 Orang Ini Nilainya Rp866,9 Juta

/ 2 penyerang

Kecerdasan emosional. Intinya, jangan sering marah-marah. Sebaiknya menanggapi sesuatu dalam hidup ini tidak boleh berlebihan.

Kecerdasan spiritual. Agar bisa lebih santai dan tenang menjalani hidup ada baiknya juga menjalin hubungan yang baik dengan Sang Pencipta.

Mencegah stroke tambah parah dengan “SEGERA KE RS”

Baca Juga : Stroke Bisa Serang Anak Muda, Ini Cara Kenali Gejala dan Pencegahannya

Ada beberapa gejala yang perlu diperhatikan untuk mengetahui apakah kita mengidap stroke atau tidak. Menurut dr. Pukovisa Prawiroharjo, SpS., gejala tersebut bisa dideteksi dengan cara “SEGERA KE RS”:

SE, senyum: Perhatikan saat senyum apakah bibir kita masih simetris atau tidak.

GE, gerakan: Biasanya satu sisi tubuh (kanan/kiri) terasa lebih lemas dan susah digerakkan.

RA, bicara: Bicara jadi tidak nyambung dan suara yang dikeluarkan tidak jelas (cadel).

KE, kebas: Ada rasa kebas dan kesemutan di satu sisi tubuh.

R, rabun: Penglihatan jadi rabun hingga buta mendadak.

S, sempoyongan: Muncul rasa tak seimbang, pusing, dan merasa tubuh goyang dan melayang.

(Ditulis oleh Gita Laras Widyaningrum, seperti pernah dimuat di Majalah Intisari edisi Oktober 2015)

Baca Juga : Dari Serangan Stroke hingga Kematian, Inilah 5 Kasus Kecanduan Game Online dengan Dampak Paling Mengerikan

Artikel Terkait