Advertorial

Flakka, Narkoba yang Diduga Bikin Puluhan Anak di Kendari 'Sakit Jiwa'. Lebih Berbahaya dari Kokain

Ade Sulaeman

Editor

Obat satu ini mirip dengan kokain. Tapi ia masuk sekelompok obat yang dilarang sejak 2012. Sebab berpotensi menjadi jauh lebih berbahaya daripada kokain.
Obat satu ini mirip dengan kokain. Tapi ia masuk sekelompok obat yang dilarang sejak 2012. Sebab berpotensi menjadi jauh lebih berbahaya daripada kokain.

Intisari-Online.com – Puluhan remaja dari tingkat SD, SMP, dan SMA dilarikan ke beberapa rumah sakit di Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (13/9/2017) setelah mengkonsumsi obat terlarang yang diduga mirip flakka.

Bahkan satu korban yang masih duduk di bangku kelas 6 Sekolah Dasar (SD) dilaporkan meninggal dunia.

“Kami masih selidiki dulu. Untuk sementara ada 30 orang yang dirawat dan tersebar di beberapa rumah sakit,” kata Murniati, Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Kendari dikutip dari kompas.com.

Murniati menambahkan bahwa kasus penyalahgunaan obat yang terjadi di Kendari ini bisa masuk ketagori Kejadian Luar Biasa (KLB).

Namun sebelum membahas lebih lanjut, tahukah Anda apa itu flakka?

Dilansir dari cnn.com, di beberapa negara, flakka disebut juga “gravel” atau “kerikil” karena bentuknya seperti potongan kristal putihnya.

Obat satu ini mirip dengan kokain. Tapi ia masuk sekelompok obat yang dilarang sejak 2012. Sebab berpotensi menjadi jauh lebih berbahaya daripada kokain.

“Sangat sulit untuk mengendalikan dosis yang tepat dari flakka,” kata Jim Hall, seorang ahli epidemiologi penyalahgunaan narkoba di Nova Southeastern University di Fort Lauderdale, Florida.

“Hanya sedikit perbedaan yang bisa menjadi pembeda antara semakin tinggi dan sudah sekarat.”

Apalagi harga flakka jauh lebih murah daripada kokain. Sekitar 3 sampai 5 US Dollar (Rp39.714 sampai 66.190).

(Baca juga: Catat! Inilah Gejala Umum yang Muncul pada Anak-anak Korban Narkoba di Kendari)

Flakka mengandung zat kimia yang merupakan sepupu dekat MDPV. Bahan kimia ini mengikat dan menggagalkan molekul pada permukaan neuron yang bisanya menjaga tingkat neurotransmiter pengaturan mood, dopamin, dan serotonin.

Jika masuk ke otak, bahan kimia ini akan “membanjari otak” dan karena efeknya lebih lama (bisa bertahan satu sampai beberapa jam) daripada kokain, ada kemungkinan efek neurologis permanen.

Efek samping flakka lainnya antara lain menyebabkan otot rusak, hipertermia, dan masalah ginjal.

Para ahli khawatir bahwa beberapa orang yang selamat dari overdosis flakka mungkin akan menjalani cuci darah selama sisa hidup mereka.

Artikel Terkait