Advertorial

Buta Tak Menghalangi Derek Rabelo Menjadi Peselancar Profesional, Mata Hati Jadi Pembimbingnya

Moh Habib Asyhad

Penulis

Jangan jadikan keterbatasan fisik menjadi halangan untuk berprestasi. Seorang pemuda dengan disabilitas mata atau buta nyatanya sukses menjadi seorang peselancar profesional.
Jangan jadikan keterbatasan fisik menjadi halangan untuk berprestasi. Seorang pemuda dengan disabilitas mata atau buta nyatanya sukses menjadi seorang peselancar profesional.

Intisari-Online.com – Derek Rabelo (24 tahun) tidak hanya seorang peselancar yang mampu menaklukkan Pipeline, ombak besar di Hawaii yang terkenal.

Peselancar muda yang profesional ini tidak menggunakan mata untuk menaklukkannya, melainkan hanya dengan perasaannya saja karena ia benar-benar buta!

Ini adalah kisahnya…

Ketika Derek lahir, ayahnya, Ernesto, memutuskan untuk memberinya nama Derek. Nama itu diambil dari nama Derek Ho, peselancar pertama Hawaii yang menjadi juara dunia selancar.

(Baca juga:Duo Peselancar Ini Bersihkan Laut dari Sampah dan Minyak Hanya dengan Ember)

Sebagai seorang penggemar selancar, Ernesto juga mengharapkan putranya itu akan mengikuti jejak pamannya menjadi seorang peselancar profesional.

Sayangnya, Derek terlahir dengan disabilitas mata atau buta karena penyakit glaucoma bawaan lahir.

Namun, hal itu tidak menghentikan keluarganya untuk percaya bahwa Derek bisa melakukan apa saja yang diinginkannya. Sekalipun ia ingin menjadi seorang peselancar.

Pada umur 2 tahun, Derek menerima sebuah papan seluncur (bodyboard). Ia menjadikan pantai Guarapari, Brasil, sebagai halaman belakang rumah tempatnya bermain seluncur.

Ia selalu merasa nyaman berada di air dan berselancar mengalir di dalam darahnya. Ia baru benar-benar berselancar di atas ombak pada usia 17 tahun saat ayahnya membelikannya sebuah papan selancar untuk ombak (surfboard).

Ayahnya sendiri yang mengajarkan Derek dasar-dasar berselancar di atas ombak. Sang ayah juga mendorong anaknya untuk tetap berlatih.

Namun, setelah Derek bisa berdiri di atas papan selancar, ia menyadari bahwa dirinya bisa menjadi lebih baik lagi. Ia juga ingin memenuhi impian ayahnya untuk menjadi seorang peselancar profesional.

Derek pun memutuskan untuk bergabung di Praia do Morro, sebuah sekolah khusus selancar. Di sekolah itu ia berlatih dibawah asuhan pelatih Fabio Maru.

“Pertama-tama, ayahku yang mendorong dan membantuku. Kami pergi bersama ke laut di pagi hari,” cerita Derek Rabelo pada Bored Panda.

“Setelah itu ayah mengirim aku ke tempat kursus selancar untuk lebih banyak belajar dan latihan. Aku juga berlatih dengan sejumlah teman dan mereka selalu menganggapku sama seperti diri mereka sendiri.”

(Baca juga:Dari Pagi Buta Hingga Tengah Malam, Inilah Kepribadian Anak Menurut Jam Lahirnya)

Bisa berdiri di atas sebuah papan selancar ombak dan mengatasi ombak kecil adalah hal yang harus bisa dilakukannya. Apalagi untuk bisa menaklukkan ombak besar Pipeline di Hawaii.

Namun Pipeline bisa ditaklukkan oleh Derek hanya beberapa bulan setelah ia latihan bagaimana berselancar di ombak. Semua orang berkata bahwa itu sangat berbahaya baginya, tetapi ternyata ia bisa melakukannya.

Derek pun mendapat pujian dari peselancar profesional seperti Kelly Slater dan Mick Fanning. Kini dalam usianya yang ke-24, Derek sudah menjadi peselancar Pipeline yang legendaris.

Aksi Derek berselancar menaklukkan Pipeline pada 2012 menjadi viral di antara penggemar olahraga ekstrim. Hal itu mengilhami pembuat film Bryan Jennings untuk membuat film dokumentasi tentang Derek, dengan judul Beyond Sight.

Walaupun tidak bisa mengikuti kejuaraan selancar, Derek telah memenuhi impian ayahnya mnjadi seorang peselancar profesional. Ia juga mendapat sponsor dari Billabong.

Ia dibiayai perjalanan ke berbagai tempat di dunia, untuk menjajal ombak terbaik, dan menginspirasi orang-orang dengan ceritanya.

Lalu, bagaimana cara Derek untuk berselancar di atas ombak besar seperti Pipeline?

Ternyata, terkadang ia dipandu ke dalam ombak atau diarahkan oleh peselancar lainnya untuk memposisikan dirinya di tempat yang tepat. Setelah itu instingnya yang mengambil alih.

Menyentuh ombak membantunya merasakan dinamika ombak, mendengar aliran air juga membantunya seperti apa yang diharapkannya. Hembusan angin dari lengkungan ombak mengatakan padanya kapan untuk mengayuh, selebihnya berlangsung secara alami.

Menurutnya, ia bisa mendengarkan laut dan merasakannya. Setiap bagian ombak membuat suara yang berbeda. Dengan demikian ia dapat memutuskan di sisi mana ombak dan aku berselancar diatasnya.

(Baca juga:Berselancar di Puncak Ombak Pantai Senggigi, Semakin Berkesan saat Malam Menjelang)

“Jadi, jika kamu punya sebuah impian, kamu harus percaya pada diri sendiri. Bila tidak, kamu tidak bisa mewujudkannya. Aku percaya kita semua punya perasaaan yang kuat yang diberikan oleh Tuhan dan gunakan hal itu dengan penuh gairah dan penuh ketekunan,” tegas Derek Rabelo.

Setelah menaklukkan Pipeline beberapa kali, kini Derek bersiap untuk target selancar barunya, yaitu menaklukkan ombak Jaw di Hawaii, Teahupo’o di Tahiti yang terkenal, dan beberapa ombak besar lainnya di Indonesia.

Ia juga menyukai skateboard dan berharap suatu hari bisa belajar bagaimana berseluncur di salju dengan baik.

Lihat aksi Rabelo:

Artikel Terkait