Advertorial
Intisari-Online.com -Setelah kawasan Texas AS dan Kepulauan Karibia porak-poranda dihantam badai Harvey dan Irma, kini giliran Florida yang diamuk oleh badai Irma, Minggu (10/9).
Badai ini diprediksi dari dua badai sebelumnya.
Ketika badai Havey melanda Texas pemerintah AS telah menyatakan kewalahan untuk mengatasi bencana.
Pasalnya banyak kawasan yang terendam banjir sehingga upaya tim SAR melakukan pertolongan hanya bisa dilakukan dengan menggunakan perahu dan helikopter.
Badai Harvey yang kemudian disusul badai Irma ketika menghantam kawasan Kepulauan Karibia berubah menjadi badai yang lebih kuat sehingga mengakibatkan 90% pulau-pukau yang bertebaran di Karibia rusak parah.
Di kawasan yang menjadi tujuan wisata turis internasioal, Barbuda dan St Martin, kerusakan bahkan hampir merata karena tidak ada satu pun bangunan yang masih berdiri utuh.
Lebih dari 20 orang telah tewas akibat amukan badai Irma yang melanda Kepulauan Karibia.
Dengan perhitungan bahwa badai Irma yang sedang dalam perjalanan menuju Florida dan Georgia kekuatannya makin meningkat dengan kategori badai tingkat 5 (sangat berbahaya), tak ada pilihan lain bagi pemerintah AS kecuali memberikan perintah pengungsian secepatnya.
Pemerintah AS bahkan menegaskan bahwa warga Florida yang tidak mau mengungsi dipastikan akan mati.
Warga Florida yang jumlahnya lebih dari 6,5 juta pun tak punya pilihan lain kecualai berbondong-bondong mengungsi ke negara bagian lain yang lebih aman.
(Baca juga:Mengapa Badai-badai Ini Dinamai Secara Alfabetis? Ada Harvey, Irma, Lalu Jose)
Pergerakan arus pengungsian massal yang dari segi jumlah merupakan yang terbesar dalam sejarah AS itusekaligus menggambarkan bahwa arus pengungsian serupa akan bisa terjadi jika berlangsung perang nuklir.
Ironisnya jutaan warga Florida yang sedang mengungsi demi mencari selamat itu nantinya akan menemui kehancuran total kawasan Florida akibat amukan badai Irma.