Dia merupakan seorang geografer, tetapi bukan penjelajah.
Pemeriannya tentang Asia, bahwa kawasan itu tidak dapat ditembus oleh penjelajah Eropa karena lautan yang mengelilinginya.
“Penemuan besar selama dua dekade antara 1492 dan 1512 mengubah persepsi manusia tentang bumi dan menandai lahirnya kartografi Renaisans,” demikian tulis Parry.
Penjelajahan dan pemetaan daerah baru telah didokumentasikan oleh Portugis.
(Baca juga: Ternyata Masyarakat Romawi Kuno Menggunakan Rempah Indonesia)
Sayangnya banyak peta yang tak terselamatkan—dan musnah.
Peta-peta karya kartografer masa itu menunjukkan wilayah Asia dengan garis pantai yang lebih akurat dan proporsi yang mendekati geografi sesungguhnya.
Rempah di Kepulauan Maluku telah membangkitkan pengembangan terhadap sejarah dan kartografi dunia.
Dengan peta-peta yang lebih baik, penjelajah samudra abad ke-15 dan ke-16 mencari rute pelayaran menuju legenda itu.
Sebut saja Bartolomeus Diaz, Fransisco Serrão, Ferdinand Magellan, Francis Drake.
(Baca juga: Dari Daging Jerapah Sampai Rempah-rempah Khas Indonesia, Ditemukan Sisa-sisa Makanan di Kota Pompeii)
Mereka berlomba-lomba untuk mencapai lokasi itu lewat kemampuan sumber daya manusia dan teknologi dalam bidang kartografi yang lebih baik.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR