Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang wanita tua tidak pernah berbicara, tidak lagi bisa mengenali orang, dan tidak menunjukkan ekspresi.
Dia sudah seperti ini selama lebih dari setahun.
Menurut dokter, ia menderita penyakit Alzheimer karena korteks serebral (bagian otak yang menangani pikiran) dan hippocampus (yang diperlukan untuk memori, bahasa, dan kesadaran normal) sudah sangat menyusut.
(Baca juga:Setiap Hari Pukul 4 Pagi Kakek dengan Alzheimer Ini Mendaki Gunung, Salut!)
Namun suatu hari, kejadian yang mengherankan terjadi.
“Tanpa diduga, dia memanggil putrinya dan mengucapkan terima kasih. Dia juga melakukan percakapan telepon dengan cucu-cucunya dan mengucapkan selamat tinggal.”
“Tidak lama setelah itu, dia meninggal dunia,” ucap staf perawat yang merawat di wanita tua dilansir huffingtonpost.com.
Oleh para profesor medis, fenomena ini disebut terminal lucidity.
Itu adalah kondisi di mana kembalinya kejernihan mental dan memori yang tak terduga yang terjadi dalam waktu sesaat sebelum kematian pasien.
Fenomena ini telah terjadi pada pasien dengan skizofrenia, tumor, stroke, meningitis, dan penyakiy Alzheimer.
Ada dua tipe yang muncul. Pertama secara bertahap (seminggu sebelum kematian) dan kedua datang dengan cepat (beberapa jam sebelum kematian, di mana tipe pertama adalah mayoritas.
Profesor Alexander Batthyany, yang mengajar ilmu kognitif di Universitas Wina, mengatakan bahwa fenomena ini tidak sering terjadi.
“Terjadi jika otaknya rusak parah, sekitar 5-10% penderita Alzheimer, dan hanya ketika kematian sudah sangat dekat,” ucapnya pada Kongres tahunan di California.
(Baca juga:Sekarang Google akan Bertanya: Apakah Anda Sedang Depresi?)
Batthyany menambahkan ilmu otak konvensional tidak memiliki penjelasan. Sudah lama fenomena ini diasumsikan bahwa seperti itulah memang fungsi otak karena otak yang memunculkan pikiran.
Tidak seharusnya kejernihan mental dan ingatan otak yang melanda penderita Alzheimer kembali.
“Namun jika terjadi, berarti itu sesuatu hal yang menakjubkan,” tandasnya.
Atau ada kemungkinan bahwa mereka sudah lama mau mengatakannya namun terhalang Alzheimer. Sehingga ketika mereka “sadar”, mereka berusaha mengekspresikan dirinya.