Advertorial
Intisari-Online.com -Tahun ini, tabungan warga Jerman akan mencapai sekitar 265 miliar Euro, atau senilai 300 miliar dolar AS (setara Rp4.500 triliun).
Setiap warga Jerman rata-rata menabung 10 persen dari penghasilannya, walaupun sejak beberapa tahun terakhir tabungan di bank tidak membuahkan bunga, karena tingkat suku bunga praktis berada pada nol persen.
Dari mana datangnya kebiasaan menabung ini?
"Selama 150 tahun trakhir, kebiasaan menabung di Jerman terutama berfungsi sebagai kontrol sosial, kata Robert Muschalla, kurator pameran "Menabung – Sejarah suatu kebajikan Jerman" yang sedang digelar di Museum Sejarah Jerman di Berlin.
Baca Juga : Terkait Kasus Khashoggi, Jerman Langsung Hentikan Penjualan Senjata ke Arab Saudi, Prancis 'Ogah' Mengikuti
Pameran itu menggambarkan sejarah menabung di Jerman, yang dimulai awal abad ke-19 sampai pada hari ini.
Berbagai dokumen diperagakan untuk mengarisbawahi kegemaran warga Jerman untuk menabung.
Baca Juga : ‘Tidur dengan Musuh’: Ketika Wanita-wanita Prancis yang Dijajah Jerman Jatuh ke Pelukan Tentara Nazi
Salah satu faktor penting: industrialisasi
Sejarah menabung uang di bank dimulai hampir bersamaan dengan proses industrialisasi.
Ketika jumlah penduduk naik dengan cepat dan kemiskinan di perkotaan meluas, bank-bank bermunculan dan dipresentasikan sebagai institusi yang ingin menolong warga kurang mampu agar bisa menyimpan uangnya untuk menghadapi masa-masa darurat.
Pekerja yang rajin dan secara rutin menabung saat itu dianggap sebagai pekerja yang baik, dibandingkan dengan para koleganya yang lebih senang minum-minum atau berjudi.
Selain itu, mereka yang rajin menabung dianggap lebih jarang berpikir untuk memberontak atau menggalang revolusi.
Karena itu, pemerintahan mendukung kebiasaan menabung.
Itulah yang dimaksud Robert Muschalla ketika mengatakan, kebiasaan menabung di Jerman awalnya adalah instrumen kontrol sosial.
"Di Perancis mereka menggalang revolusi. Di Jerman orang-orang ramai-ramai menabung," katanya dan menambahkan, dan itulah yang berlangsung sampai sekarang.
Baca Juga : Klub Malam Jerman Tempat Pengunjung Bisa Berhubungan Intim di Lantai Dansa Diserang Bakteri Mematikan?
Menabung untuk Hitler
Tahun 1920an, banyak warga Jerman yang punya tabungan menderita kerugian, karena terjadi hiperinflasi.
Artinya, uang simpanan mereka kehilangan nilainya. Pihak Nazi ketika itu menyalahkan kaum Yahudi yang memicu krisis keuangan.
Padahal perekonomian dunia saat itu memang sedang dilanda resesi yang parah.
Warga Yahudi disebut-sebut sebagai tukang meminjamkan uang yang memeras warga dan hanya ingin keuntungan sebesar-besarnya.
Pihak Nazi kemudian mempropagandakan aksi menabung di bank tabungan sebagai sikap patriotisme.
Sedangkan meminjamkan uang atau melakukan investasi dianggap sesuatu yang buruk.
Dengan propaganda itu, Nazi sekaligus menyebarkan sikap antisemitisme.
Baca Juga : Klaus Fuchs: Mata-mata Soviet Kelahiran Jerman yang Bertahun-tahun Bocorkan Program Nuklir AS
Museum di banyak negara ternyata tertarik dengan pameran bertemakan "Menabung" yang digelar di Berlin.
Robert Muschalla sudah mendapat permintaan konkret dari Argentina dan Kanada, untuk juga berpameran di negara tersebut.
Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Mengapa orang Jerman rajin menabung?".
Baca Juga : Mengenal Pendaringan, Startup asal Indonesia yang Tuai Prestasi di TECH StartupCon Event di Jerman