Advertorial
Intisari-Online.com – Seorang petani yang merasa harinya kusam dan kelelahan karena penyakit dan beban hidup datang kepada orang bijak.
Dia duduk di depan orang bijak, yang memberinya senyuman hangat. Si petani menghembuskan napasnya keras-keras sambil mengeluarkan gelombang berkabung.
(Baca juga:Kedamaian Pikiran akan Mengendapkan Masalah dengan Sendirinya)
Dia mulai mengeluh tentang hidupnya, bahwa ia memiliki beban keras sehingga tidak bisa melihat cahaya siang yang cerah sama sekali.
Kemudian dia mulai menyalahkan semua kerabatnya, yang menurut pendapatnya, bersalah atas kemalangan yang menimpa dirinya.
Orang bijak itu mendengarkannya dalam diam, dan ketika petani itu sekali lagi bertanya kepada orang bijak itu, mengapa sangat tidak adil, apa yang harus dilakukannya dan bagaimana menemukan kedamaian.
Orang bijak itu bangkit dari tempat duduknya dan mengundnag petani tersebut untuk mengikutinya.
Mereka keluar dagi gubuk dan pergi ke sebuah danau, yang tidak jauh dari tempat huni ikan terbang, berlari cepat di atas permukaan, dan menangkap makanan.
Orang bijak itu membawa petani ke tepi danau dan berkata kepadanya:
“Apakah Anda lihat tenangnya danau ini? Kedalaman yang penuhd engan kehidupan. Ada ikan yang selalu berada di air. Dan jika tiba-tiba danau itu tercemar, mereka tidak dapat melihat lebih jauh hidung mereka sendiri, mereka tidak akan mengenali dari mana sumber pencemarannya, dan mereka akan terus berenang dalam lingkaran danau itu.Dan ada juga ikan yang memiliki sayap dan bisa naik di atas air danau, melihatnya dari ketinggian terbang mereka.
Jadi, ini saran saya. Alih-alih mengeluh tentang hidup Anda, datanglah ke danau ini sewaktu-waktu, lihatlah ikan terbang, dan cobalah untuk mengerti apa yang ingin saya katakan kepada Anda.”