Advertorial
Intisari-Online.com – Pernah suatu waktu seorang pasien datang berobat ke seorang dokter dengan keluhan ada seriawan di mulut dan lidahnya selama seminggu.
Waktu baru sakit dan belum berobat ke dokter di atas, ia berobat ke seorang internis (spesialis penyakit dalam).
Sang internis pun menyuruhnya pergi ke laboratorium untuk periksa darah. Si pasien kaget bukan main karena biayanya sekitar Rp700 ribu.
Tanpa banyak bertanya, ia pun membayarnya karena sakitnya sudah amat mengganggu.
Sorenya, si pasien makin kaget lagi. Sebab ia mesti membayar Rp300 ribu untuk menembus resep dokter.
Malangnya, setelah seminggu tanda-tanda kesembuhan tak kunjung tiba.
Dokter barunya pun keheranan. Entah ilusi apa yang ada di benak dokter itu sampai seriawan biasa yang begitu sering diderita orang Indonesia, yang biasa cukup di-“obati” dengan minuman cairan panas dalam, sampai harus mengeluarkan kocek sedalam satu juta rupiah.
Padahal, pengobatan dokter barunya hanya berupa penjelasan apa yang tak boleh dimakan atau diminum, dan beberapa vitamin sebagai plasebo.
Hasilnya? Tak terpantau karena ia tak kembali lagi, mungkin karena sudah sembuh sendiri dengan pantangan terhadap makanan yang merangsang.
Lalu, sebenarnya kalau mederita seriawan harus diapakan?
(Baca juga: Sering Seriawan? Ini Penyebab dan Makanan-makanan yang Bisa Meredakannya)
Banyak orang mengonsumsi vitamin C (kadang-kadang dosis tingg) untuk mengobati seriawan atau penyakit lain.
Padahal, tak ada bukti ilmiah kalau seriawan (biasa) bisa disembuhkan oleh vitamin C.
Walau memang benar, vitamin C sendiri merupakan bahan yang amat penting bagi tubuh.
Sebenarnya, biasanya seriawan akan hilang sendiri dalam beberapa hari. Tentunya bila kita menghidari makanan yang memicunya. Seperti cabai, cuka, dsb.
Sebaliknya, ada cukup kecurigaan bahwa vitamin C dosis tinggi (terutama yang dilumatkan pada mulut) dan bahan makanan yang asam atau pedas, justru yang menjadi penyebab, bahkan memperpanjang kasus-kasus seriawan.
(Baca juga: Kalau Seriawan Harus Diapakan?)
Selidik punya selidik, banyak orang melaporkan tumbuh seriawan bila makan jeruk yang asam dari Australia (yang banyak dijual di Indonesia). Menariknya, bila dilakukan challenge test (diberi lagi) seriawan akan timbul lagi.
Yang pasti, tentu harus dipikirkan adanya faktor lain yang dapat menimbulkan seriawan di mulut dan lidah. Misalnya, gigi geraham yang runcing karena patah atau karies, atau juga karsinoma.
Si dokter bahkan pernah melihat seorang wanita tua yang seriawan selama dua tahun berturut-turut. Kok bisa?
Awalnya, penyakit itu diduga tumor mulut, tapi ternyata disebabkan oleh kebiasaan barunya minum dan makan yang panas mendidih.
Ini terbukti ketika di bawah gigi palsunya sama sekali tidak ditemukan luka, sementara di belakangnya terlihat luka yang berbatas tegas dengan gigi palsunya.
Beruntunglah si wanita tua itu, setelah kebiasaan aneh itu dihentikan ia pun tidak lagi menderita seriawan.