Advertorial
Intisari-online.com – Kita mungkin saja mengenal orang yang terlihat sangat berkarisma dan luar biasa ceria.
Mereka membuat suasana selalu hidup karena kepercayaan dirinya.
Namun coba perhatikan, apakah salah satu kebiasaan orang tersebut adalah sangat lama untuk bersiap-siap ketika ingin keluar rumah?
Misalnya hanya untuk membeli roti ke toko ia membutuhkan satu jam untuk bersiap.
(Baca juga:Tidak Perlu Membuktikannya pada Orang Lain Bila Kita Benar-benar Kuat dan Percaya Diri, Itu Sombong Namanya)
Pertanyaannya, jika ia memang betul-betul percaya diri, mengapa harus tampil sangat baik hanya membeli roti?
Kenyataannya banyak orang-orang yang terlihat ceria dan terbuka, namun memiliki masalah penghargaan diri yang sangat rendah.
Akhirnya, ia menggunakan kepribadiannya yang ceria untuk menutupi perasaannya yang sebenarnya karena ia ingin menyamarkan rasa tidak aman yang ada dalam dirinya.
Sumber dari situasi ini adalah rasa tidak aman yang dimiliki orang tersebut, sehingga ia berusaha membuat dirinya semakin atraktif dengan cara sedemikian rupa, seolah ingin bilang: “Hai, lihat aku! Aku orang yang betul-ebtul bahagia!”
Ia merasa perlu diakui bahwa dirinya adalah orang yang baik-baik saja melalui penampilan luarnya.
Ia membutuhkan pujian dan keyakinan orang lain untuk membuatnya meras lebih positif. Tanpa itu, ia merasa tidak aman.
Apa saja yang bisa membuat seseorang mengalami kepribadian seperti ini? berikut jawabannya.
(Baca juga:Yuk Mencari Tahu Kepribadian Anak dengan Melihat Waktu Kelahirannya: Pagi, Siang, Sore, dan Malam Hari)
1. Hubungan yang buruk dengan orangtua.
Misalnya tidak memiliki dukungan, kasih saying, dan dukungan yang tepat saat proses pertumbuhannya menjadi dewasa.
2. Penampilan yang menurutnya tidak memuaskan.
Menurut penelitian di University of Washington, 53 persen anak perempuan tidak senang dengan tubuh mereka dan angka ini meningkat menjadi 78 persen di usia 17 tahun. tekanan media dan budaya pemujaan selebritas membuat mereka punya harapan yang tidak realities mengenai dirinya sendiri.
3. Trauma di masa lalu.
Seperti pernah mengalami pelecehan fisik, emosional, mental, dan seksual. Konsekuensinya mereka menjadi pemalu, merasa tidak layak, dan merasa bersalah.
4. Harapan yang tinggi dari orang lain.
Masyarakat kita cenderung member hormat pada orang yang baik secara akedemis, atletis, dan sosial, sehingga ia ingin memenuhi harapan orang-orang tersebut.
5. Pikiran negatif.
Kebiasaan berpikir negatif terhadap diri sendiri juga dapat memicu kondisi tidak dapat menerima diri sendiri.
(Baca juga:Jangan Sekali-kali Memberi Ruang untuk Pikiran Negatif)