Intisari-Online.com - Masalah self-esteem selalu dapat dilihat dari dua sudut pandang. Perspektif pertama dikenal dengan istilah bottom up.Maksudnya jika kita memiliki aspek-aspek diri yang positif, maka otomatis harga diri kita secara keseluruhan akan meningkat. Berdasarkan pandangan ini, jika kita ingin memandang diri lebih baik, maka kita harus berusaha untuk tampil lebih menarik, lebih cakap dalam bidang tertentu, lebih atletis, dan lebih dalam hal lain yang kita inginkan.Dengan meningkatnya aspek-aspek diri, menurut Jennifer Crocker dan Connie Wolfe yang menggagas pandangan ini, otomatis kita dapat lebih mudah dalam menghargai diri sendiri.Pandangan ini sangat tepat jika diterapkan pada kasus Wesley. Lihatlah Wesley yang harga dirinya seketika meningkat begitu ia berhasil menguasai ilmu tembak-menembak. Tentu kita tidak perlu pandai berbaku tembak untuk dapat menghargai diri kita.Namun kita dapat belajar dari film Wanted ini bahwa untuk dapat menumbuhkan penghargaan diri positif pada seseorang yang rendah diri akibat sering terpapar pada kegagalan adalah dengan memberi kesempatan untuk ia dapat melakukan sesuatu dengan berhasil.Dalam hal ini benar perkataan Thomas Carlyle, penulis esai dan satir terkenal dari Skotlandia, "Nothing builds self-esteem and self-confidence like accomplishment."Untuk berhasil mengerjakan sesuatu, kita dapat menemukan terlebih dahulu bakat atau kelebihan kita. Satu hal yang perlu diyakini adalah setiap manusia memiliki talenta masing-masing.Ketika seolah-olah kita tidak memilikinya, semata-mata itu hanya persoalan kita belum menemukannya. Karena aspek diri pada tiap orang tidak hanya satu. Di dalam diri kita masih banyak identitas diri yang lain. Gagal dalam satu atau dua hal tidak berarti kita gagal dalam seluruh diri kita.Jika satu aspek buruk, masih ada hal positif lainnya yang bisa kita temukan. Jadi jangan mengkontaminasinya dengan yang negatif. Selain itu, jika memang sering gagal, cari sumber kegagalannya. Apakah memang tidak berbakat atau sebenarnya belum cukup optimal upaya yang dilakukan.(Bersambung)--Tulisan ini ditulis olehEster Lianawati, psikolog, pengajar pada Fakultas Psikologi UKRIDA diMajalah Intisari Edisi Mind Body & Soul tahun 2008. judul asli tulisan ini adalah "Mari Belajar Hargai Diri Sendiri".