Presiden pertama RI itu memang ramah dan tahu tata krama.
Di hadapan wanita ia sangat mampu menempatkan diri, bahkan di hadapan wanita yang menarik perhatiannya, ia tahu diri manakala ditolak atau situasi tidak memungkinkan.
Mien yang sudah kenal Bung Karno sejak 1946, karena ayahnya, Wiranatakusumah, adalah Mendagri kabinet pertama dan kemudian menjadi ketua DPA, suatu ketika diundang Bung Karno dan Ny. Fatmawati (ketika itu sedang mengandung Megawati) ke Yogyakarta.
Dari Yogya mereka ke Magelang karena Bung Karno ingin dipijat oleh istri Bupati Magelang, Sujudi, yang pintar memijat.
"Kami dibawa dengan mobil seven seats. Di depan ada sopir dan ajudan, di tengah dan belakang ada Bung Karno, Bu Fat, ipar saya, keponakan, dan saya," kenang Mien.
(Baca juga: Inilah yang Dilakukan Bung Karno Setelah Menempeleng Orang)
Dalam perjalanan itu, Ny. Fatmawati yang sedang mengidam, setiap saat minta berhenti untuk membeli apa saja yang dia inginkan.
Bung Karno menuruti saja, banyak tertawa menanggapi kemanjaan istrinya.
Mien ingat, Ny. Fatmawati bilang, "Dulu saya diramal akan kawin dengan orang kaya."
Mendengar itu, Bung Karno menanggapi, "Bukan kaya materi, tapi kaya pengalaman."
Mien lalu menyimpulkan, Presiden Soekarno memberi perhatian besar pada soal moralitas dan kepribadian ketimbang materi, dan itu mendasari sikapnya dalam berhubungan dengan banyak orang.
Soal ini Mien juga pernah merasakan hikmahnya ketika ia dilamar oleh Soedarpo Sastrosatomo melalui orang tuanya.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR