"Ini khas konsumsi informasi modern. Orang membentuk opini berdasarkan ringkasan, atau ringkasannya ringkasan, tanpa berusaha menggalinya lebih dalam. "
Penelitian melihat ke dalam psikologi di balik apa yang membuat orang ingin berbagi konten. Penelitian yang dilakukan oleh The New York Times Customer Insight Group mencari motivasi orang untuk berbagi informasi.
Hampir separo responden yang ditanya dalam survei tersebut mengatakan bahwa mereka berbagi informasi di media sosial untuk memberitahukan orang akan sebuah informasi dan untuk "memperkaya" orang-orang di sekitar mereka.
Sebaliknya, mereka menemukan 68 persen berbagi informasi untuk memperkuat dan mengarahkan citra tertentu dari dirinya sendiri. Dalam arti tertentu, untuk “menjelaskan siapa dirinya”. #MariBaca
Dalam kata-kata salah satu responden penelitian ini, "Saya mencoba untuk membagikan informasi hanya yang akan memperkuat citra yang ingin saya sampaikan: bijaksana, beralasan, baik hati, tertarik dan bergairah tentang hal-hal tertentu."
Ini juga menimbulkan pertanyaan apakah media online hanyalah "ruang gema" yang besar, tempat kita semua menyukai tulisan dan sudut pandang yang memperkuat keyakinan kita sendiri dan tidak tertarik dengan informasi demi informasi.
Bahkan algoritme situs media sosial berarti bahwa situs individu atau laman yang cenderung Anda klik, sukai, atau bagikan – merupakan artikel atau sudut pandang yang yang Anda setujui - akan lebih sering muncul di News Feed Anda.
Sebagai pengguna media daring, Anda mungkin cukup menyadarinya.
(Baca juga: Artikel Berjudul Dalam Sesuap Daging Ikan Lele, Terkandung 3.000 Sel Kanker Bikin Pembudidaya Lele Mengeluh)
Lihat komentar di halaman media sosial, termasuk di halaman IFLScience Facebook. Hal ini terutama terlihat pada subjek bahasan yang mengaduk-aduk emosi dan kontroversial; pikirkan soal perubahan iklim, transgenik, vaksinasi, alien, dan banyak artikel tentang ganja, yang mana komentar teratas sering diulang atau mempersoalkan sesuatu yang cukup eksplisit dalam artikel tersebut, namun bukan tajuk utama.
Baru minggu ini, artikel tentang kera capuchins memasuki zaman batu dikomentari banyak orang saat diunggah di Facebook yang menunjukkan bahwa para monyet itu telah melakukan hal itu selama ratusan tahun, meskipun itu menjadi hal pertama yang dikatakan artikel tersebut jika Anda membacanya.
Meskipun dari analisis tim IFLS, tidak mungkin untuk mengetahui pengguna mana yang tidak mengeklik artikel tersebut namun membagikannya, jarang ada perbedaan antara berbagi dan tampilan halaman yang sedikit tidak baik, terutama pada subjek rumor tersebut.
Jadi, jika Anda adalah salah satu dari sedikit orang beruntung yang berhasil mengklik dan membaca artikel ini, tim IFSL mengucapkan selamat kepada Anda! Meskipun mereka minta maaf atas judul yang menyesatkan tersebut.
Sementara itu, marilah bersenang-senang dengan berbagi artikel dan melihat siapa yang berhasil memimpin diskusi tentang genetika ganja, tanpa pernah membacanya.
Source | : | iflscience.com |
Penulis | : | Agus Surono |
Editor | : | Agus Surono |
KOMENTAR