Advertorial
Intisari-Online.com -Pemanasan global dan perubahan iklim adalah sebenar-benarnya ancaman.
Dalam sebuah studi baru-baru ini, penelitian dari Massachusetts University mengungkapkan bahwa perubahan iklim akan membuat suhu dan kelembapan di beberapa negara Asia Selatan, tak hanya menyengat kulit, tapi juga bisa membunuh manusia.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Science Adnvances itu disebutkan, efek cuaca panas yang paling berbahaya bagi manusia adalah kombinasi dari suhu tinggi dan kelembapan yang tinggi yang disebut temperatur bola basah.
(Baca juga:75 Tahun Hilang, Mayat Pasangan Ini Akhirnya Ditemukan. Bukti Bahwa Pemanasan Global juga Punya Manfaat?)
Apa itu temperatur bola basah?
Yang jelas ia berbeda dengan temperatur bola kering yang hanya mengukur suhu di udara. Temperatur bola basah juga mengukur kelembapan relatif dan biasanya hasilnya lebih rendah dibanding temperatur bola kering.
Bagaimanapun juga, temperatur bola basah ini amat pengting bagi umat manusia.
Meskipun suhu di dalam tubuh kita 37 derajat Celcius, suhu kulit kita hanya 35 derajat Celcius. Kondisi yang berbeda ini bisa mebuat kita berkeringat dan menurunkan panas metabolik.
Tapi jika temperatur bola basah mencapai 35 derajat Celcius, kemampuan kita untuk menurunkan temperatur tubuh berkurang jauh. Dan menurut para ahli, orang yang paling sehat akan meninggal dalam kurun waktu enam jam.
Mengerikan? Sangat!
(Baca juga:Punya Sedikit Anak, Salah Satu Cara untuk Melawan Perubahan Iklim)
Untuk saat ini, temperatur bola basah memang hanya berkisar di angka 31 derajat Celcius. Tapi semua akan berubah pada 2100 nanti.
Penelitian terbaru itu menunjukkan, tanpa pengurangan gas rumah kaca yang serius, perubahan iklim akan menaikkan temperatur bola basah hingga mencapai antara 31-34,2 derajat celcius di negara-negara Asia selatan.
Kepada Independent, Dr Elfatih Eltahir, si penulis penelitian ini mengatakan, gelombang panas akan membawa kita ke ambang pertahanan hidup, dan suhu di atas 30 derajat celcius sangatlah parah.
Daerah-daerah mana saja yang paling terancam?
Menurut Elfatih, ada tiga wilayah paling terancam yaitu bagian utara India, Bangladesh, dan Pakistan selatan. Di tiga wilayah itu, terdapat sekitar 1,5 miliar orang tinggal.
Dan bila itu terjadi, kejadian pada 2015 lalu akan kembali terulang.
Sekadar mengingat, pada tahun yang dianggap punya suhu paling panas itu, batas 35 derajat Celcius hampir tercapai di daerah Teluk Persia dan sekitar 3.500 orang di Pakistan dan India meninggal karenanya.
(Baca juga:Suhu Panas Menurunkan Kesuburan Pria)
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, bagaimana kondisi ketahanan pangan saat itu?
Elfatih menambahkan,dengan adanya gangguan terhadap produksi agrikultur, Anda tidak memerlukan gelombang panas untuk membunuh manusia. Produksi akan menurun jadi semua orang akan menderita.